Network
KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19 memberikan dampak di semua sektor termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga membuat sekolah harus mengambil langkah strategis untuk mengatasi kehilangan pembelajaran atau learning loss.
Selama masa pandemi sekolah-sekolah menggunakan kurikulum darurat dalam kurun waktu empat hingga lima bulan belajar dan dilihat lebih maju daripada menggunakan kurikulum 2013 secara penuh.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan memberikan opsi terkait perubahan kurikulum untuk memulihkan pembelajaran di sekolah, salah satunya menggunakan Kurikulum Prototipe yang merupakan lanjutan dari kurikulim masa khusus pandemi Covid-19 atau kurikulum darurat.
Selama masa tersebut sekolah dipersilakan dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan sekolah.
Dalam hal ini sekolah dipersilakan menggunakan kurikulum 2013 apa adanya ataupun sekolah yang menggunakan kurikulum darurat juga dipersilakan untuk memilih, apakah akan tetap menggunakan kurikulum darurat atau kurikulum prototipe.
Baca Juga: Kemendikbudristek Keluarkan Kurikulum Prototipe, Apa Itu?
Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman kemdikbud.go.id, Jumat 24 Desember 2021, Kurikukum Prototipe memberikan ruang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar peserta didik seperti literasi dan numerasi.
Kabar baiknya, jika sekolah ingin menggunakan kurikulum ini Kemendikbudristek akan memfasilitasi kepala sekolah dan guru mengikuti pelatihan agar bisa menerapkan Kurikulum Prototipe sesuai kemampuan dan konteksnya.
Ada tiga karakteristik utama dalam Kurikulum Prototipe yakni:
