KABAR BANTEN - Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Mualana Hasanuddin (SMH) Banten mengukuhkan 287 peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Ini dilakukan pada acara pada acara Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional dalam Jabatan Batch 1 2022 secara hybrid di salah satu Hotel di Kota Serang, Rabu 21 September 2022.
Dekan FTK UIN SMH Banten Nana Jumahana mengatakan, PPG menjadi satu instrumen pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah secara nasional untuk meningkatkan kompetensi guru.
"Dari 287 peserta PPG yang hadir ada enam orang yang dari luar Banten yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Jakarta," kata Nana.
Ia mengatakan, pesertamerupakan guru-guru agama Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengajar di sekolah umum dan madrasah dan terbagi menjad enam mata pelajaran.
Yakni Akidah Akhlak, Fiqih, Quran Hadits, Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah, Guru Kelas RA dan Bahasa Arab Madrasah.
"Proses Pendidikan Profesi selama lebih kurang 4 bulan lamanya ini sudah sampai di tahap akhir dimulai dari 24 Maret sampai 31 Juli 2022," ujarnya.
Ia menuturkan, secara kumulatif total peserta PPG yang lulus dan dilantik tahun ini mengalami kenaikan dari 76,3 persen menjadi 82,5 persen atau sebanyak 287 orang.
Mereka merupakan hasil seleksi yang dilakukan dalam empat tahap (batch).
"Pendidikan Profesi selain sebagai amanah undang-undang juga sebagai jawaban untuk menghadapi tantangan pendidikan ke depan," ucapnya.
Ia menuturkan, saat ini membutuhkan guru yang berkualitas dan melalui PPG ini merupakan jawaban untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui peningkan mutu dan kualitas guru.
"Kami membutuhkan guru yang berkualitas," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyuddin mengatakan, guru agama di sekolah umum dan di madrasah memiliki kesamaan yakni sama-sama berprofesi sebagai guru.
Selain itu, guru juga berperan sebagai kendaraan dan menjadi elemen utama dalam mencerdaskan manusia di Indonesia.
"Sebagai guru harus mengajarkan secara kasih sayang, jangan emosi marah-marah apalagi sampai menggunakan kekerasan dan ajarkan anak-anak untuk mencintai NKRI," katanya
Ia mengatakan, kepada para peserta yang akan dikukuhkan agar siap menghadapi banyak tantangan.
Yakni bahasa, kualitas pendidikan dan harus tau tentang UUD Sisdiknas, serta harus bisa memahami kelemahan anak didiknya.
"Ajari anak-anak dalam berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, dan yang kedua yaitu kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan," ujarnya.***