Network
SERANG, (KB).- Dosen Universitas Bina Bangsa (Uniba) diminta merumuskan pembelajaran yang kreatif dan mandiri dalam menghadapi Era Industri 4.0. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
Hal tersebut diungkapkan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bina Bangsa (Uniba) Jaka Wijaya Kusuma, usai memberikan materi Diseminasi Penyusunan RPS, di ruang rapat Rektorat Uniba, Jumat (4/9/2019).
“Dalam menyusun RPS kita harus pastikan bahwa penentuan capaian pembelajaran sudah dilaksanakan sebelumnya, selain itu capaian pembelajaran harus ditentukan bersama dengan perkumpulan program studi sejenis,” kata Jaka kepada Kabar Banten.
Menurut dia, Diseminasi tidak boleh terhenti dalam penyusunan RPS saja. Akan tetapi, keberlanjutan dalam perkuliahan sesuai dengan mata kuliah yang diampu oleh dosen masing-masing.
“RPS yang dibuat oleh dosen dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa untuk belajar secara aktif dan mandiri. RPS juga dilengkapi komponen-komponen seperti kompetensi, deskripsi mata kuliah, bobot Satuan Kerdit Semester (SKS), dosen pengampu, topic materi, pengalaman belajar, media pembelajaran. Sumber belajar sampai pada kriteria evaluasi yang digunakan oleh dosen,” ujarnya.
Sementara itu, Pemateri Budi Ilham Maliki mengapresasi trobosan yang dilakukan FKIP Uniba dalam penyusunan RPS. Hal tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan dalam perkuliahan. Karena di era revolusi industri 4.0, menutut doses harus terampil dalam menguasai dan memahami literasi data, teknologi dan sumber daya manusia yang dituangkan dalam perkuliahan.
“Dosen menunjukan progress sanga baik dalam meningkatkan kualitas mengajar, penyususnan RPS harus mengikuti perubahan zaman agar dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan mandiri,” ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan tersebut untuk memberikan informasi kepada dosen agar mereka mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan RPS.
“Dosen dapat mengintensifkan pembelajarannya dalam mempersiapakan pembelajaran secara maksimal dan terarah dengan mahasiswa,” katanya. (DE/SJ)*
