Penemuan Gas Alam Terbesar Dalam Sejarah Turki

- 12 September 2020, 12:47 WIB
Jaisy Muhammad, Pelajar Imam Hatip Istanbul Turki
Jaisy Muhammad, Pelajar Imam Hatip Istanbul Turki /DOK. Faizi/

KABAR BANTEN - Turki telah berhasil menemukan gas alam terbesar dalam sejarah di laut Mediteranian. Kapal bor FATIH (kapal bor pertama Turki) menemukan cadangan gas alam sebesar 320 miliar meter kubik di Lapangan Gas Sakarya yang dikenal dengan nama Tuna-1. Dinyatakan bahwa gas yang terdeteksi dalam penemuan sejarah tersebut akan dikeluarkan dari laut dan dilepas ke pasar pada tahun 2023.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan penemuan itu pada tanggal 21 Agustus 2020 /. Bagi Erdogan energi itu merupakan hal yang penting dalam arti kemandirian nasional dan menjadi komponen dasar pembangunan.

"Turki telah melakukan penemuan gas alam terbesar dalam sejarah laut Mediteranian. Realisasi visi negara harus sebanding dengan stabilitas di bidang energi. Tidak ada kekacauan, perang, konflik di dunia selama seabad terakhir yang tidak ada hubungan dengan energi di baliknya dengan berbagai caranya. Tatanan kejam ini telah dibentuk di mana kehidupan jutaan orang diabaikan untuk mengontrol dan mengamankan ladang minyak dan gas.Tatanan yang tidak manusiawi ini yang melihat setetes minyak lebih berharga daripada darah manusia yang mengalir, masih berkuasa," kata Erdogan.

Baca Juga: 20 Negara Tertinggi Kasus Covid-19

Erdogan sambil mengisyaratkan bahwa ada pertarungan dalam pembagian sumber daya energi di balik banyaknya permainan yang dimainkan di Mediterania Timur. Dia berkata,

“Kami membaca bismillah memulai dari ladang gas Sakarya. Dengan izin Allah, kelanjutannya akan datang. Kita bertekad untuk menyelesaikan masalah energi negara kita dari akarnya secara radikal. Sekarang Turki sudah menjadi liga teratas di daerah ini.Tentu saja, kita tidak menggapai kesuksesan hari ini dengan mudah. Selama bertahun-tahun, kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di negara kita umumnya dilakukan dengan menyewa. Terutama dalam pengeboran laut dalam, kita benar-benar bergantung pada orang asing. Setelah ratusan juta dolar melakukan aktivitas pencarian, kita belum menerima apa pun selain laporan 3-5 halaman," ujarnya.

 Erdogan yang menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk melakukan kegiatan semacam itu tidak dengan sewa guna atau metode serupa, tetapi menggunakan badan usaha nasional. "Kita mencapai keberhasilan ini karena kita bertindak dengan peluang lokal dan nasional," kata dia. Erdogan menyatakan bahwa gas Laut Hitam akan tersedia pada tahun 2023. Bernilai 65 miliar dolar.

Baca Juga: Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020, Ini Tiga Alasan PBSI

Halaman:

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x