Perguruan Tinggi Berperan dalam Pengkajian Risiko Bencana

- 14 Oktober 2020, 04:38 WIB
Tangkapan Layar, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Dasrul Chaniago saat memberikan materi dalam kegiatan web based seminar nasional lingkungan hidup dan sumber daya alam yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bekerja sama Forum Rektor Indonesia, Selasa 13 Oktober 2020.
Tangkapan Layar, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Dasrul Chaniago saat memberikan materi dalam kegiatan web based seminar nasional lingkungan hidup dan sumber daya alam yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bekerja sama Forum Rektor Indonesia, Selasa 13 Oktober 2020. /Denis Asria/

KABAR BANTEN - Perguruan tinggi memiliki peran sangat penting dalam upaya pengkajian risiko bencana serta memiliki sumber daya yang memadai dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana dan membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Dasrul Chaniago, saat memberikan materi dalam kegiatan web based seminar (webinar) nasional Untirta bekerja sama Forum Rektor Indonesia (FRI), Selasa 13 Oktober 2020.

"Perguruan tinggi memiliki peran dalam pengkajian risiko bencana serta memiliki sumber daya yang memadai dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana, sehingga kami sangat terbantu oleh rekan rekan perguruan tinggi dalam penyusun pengkajian risiko bencana," katanya.

Baca Juga : Penyusunan Kurikulum, Perguruan Tinggi Diminta Libatkan Stakeholder

Sementara itu, Rektor Untirta Fatah Sulaiman menuturkan, kegiatan tersebut untuk berbagi informasi mengenai mitigasi bencana, karena perguruan tinggi perlu tahu manajemen bencana. Pihaknya berharap, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat menambah wawasan serta tahu rumusan-rumusan yang diberikan oleh narasumber.

"Kami harus memiliki manajemen bencana karena itu penting. Kami bisa tahu mengenai strategi mitigasi, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan. Kami juga berharap, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dapat menambah wawasan serta tahu rumusan yang diberikan," ujarnya.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wisnu Widjaja mengatakan, industri terus berkembang dan kesiapan menghadapi bencana belum memadai.

"Pengelolaan risiko harus di-upgrade dengan SOP dengan meningkatkan latihan-latihan serta membentuk tim tanggap darurat bencana, karena di Indonesia masih sedikit tim tanggap bencana hazmat," ucapnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x