Mengenal Asal Usul Masjid Agung Ats-Tsauroh, Dibangun Sebelum Masa Kemerdekaan, Memiliki Arti Perjuangan

22 April 2021, 17:57 WIB
Lukisan Masjid Ats Tsauroh. /Dokumentasi Masjid Ats Tsauroh

KABAR BANTEN – Masjid Agung Ats-Tsauroh merupakan salah satu masjid tertua di Kota Serang yang letaknya di Jalan Ahmad Yani No. 11, RT 5 RW 3, Cimuncang, Kecamatan Serang Kota Serang.

Dikenal sebagai salah satu Masjid tertua di Kota Serang, karena Masjid Agung Ats-Tsauroh ini didirikan sebelum masa kemerdekaan yakni Tahun 1918.

Berdasarkan penuturan dari pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Syaefudin, ia menjelaskan bahwa didirikannya masjid Agung Ats-Tsauroh tersebut atas dasar jihad para kaum muslim untuk melawan penjajahan belanda.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Masjid Raya Al-Bantani, Terinspirasi Kisah Hijrah Rasulullah, Hasil Pemikiran Ulama Banten

“Dinamainya dengan nama Masjid Agung Ats-Tsauroh tersebut memiliki arti Masjid perjuangan, karena Ats-Tsauroh sendiri artinya perjuangan,”ujar Syaefudin.

“Jadi masjid Ats-Tsauroh ini masjid perjuangan untuk menghimpun kekuatan-kekuatan, untuk menghimpun pejuang-pejuang islam dalam melawan penjajah belanda,”ungkapnya.

Bangunan dari Masjid Ats-Tsauroh sendiri awalnya sangat sederhana, namun lambat laun setelah kemerdekaan, masjid Agung Ats-Tsauroh tersebut mengalami renovasi, pembangunan, dan perluasan hingga adanya gerbang namun tetap memertahankan bentuk asli dari masjid tersebut.

Masjid Agung Ats-Tsauroh ini, dulunya merupakan masjid yang masuk dalam wilaya administrasi Kabupaten Serang, karena dahulu hanya ada Kabupaten Serang belum ada Kota Serang.

Namun, setelah Serang mengalami perkembangan dan perluasan atau pemekaran, hingga akhirnya ada Kota Serang, karena letak wilayah masjid Agung Ats-Tsauroh ini berada di kawasan pemerintahan Kota Serang, pada tahun 2020 kemarin, Masjid tesebut di hibahkan atau dipindah alihkan ke Kota Serang.

Lalu mengapa Masjid Ats-Tsauroh ini dikatakan sebagai masjid agung?

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Kramatwatu, Berasal Batu Kramat hingga Kisah Putri Arum

Sayefudin menjelaskan, menurut Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kementerian Agama (Kemenag), bahwa dalam tipologi nama-nama masjid di Indonesia ini ada lima jenis yakni:

1. Masjid Nasional, adalah masjid yang dinaungi oleh negara contohnya adalah Masjid Istiqlal
2. Masjid Raya, adalah masjid yang dinaungi oleh provinsi contohnya adalah Masjid Raya Al Bantani
3. Masjid Agung, adalah masjid yang dinaungi oleh daerah kabupaten atau kota contohnya adalah Masjid Agung Ats-Tsauroh
4. Masjid Jami, adalah masjid yang dinaungi oleh kecamatan
5. Terakhir adalah masjid atau mushola biasa yang tidak ada nama khusus yang adad di desa RT atau RW yang penamaanya langsung nama asli seperti masjid Al Hikam, masjid At Taqwa, dll.

Untuk diketahui, yang menjadi ciri khas selama bulan ramadan di Masjid Ats-Tsauroh ini selain aktifitas peribadatan seperti solat wajib berjamaah, solat tarawih, tausyiah, ada tradisi lain yang menjadi ciri khas selama bulan Ramadan.

Biasanya, saat bualn Ramadan, di pelataran Masjid Agung Ats-Tsauroh ini selalu diadakan bazar Ramadan yang mengundang banyak pembeli karena para pedagang difasilitasi lahan untuk menjajakan dagangannya pada sore hari menjelang maghrib atau saat waktu ngabuburit.

Namun, karena masa pandemi, sudah dua tahun dan dua kali Ramadan, sebagaimana anjuran dari gugus tugas Covid-19, Masjid Agung Ats-Tsauroh tidak dapat menggelar Bazar Ramadan.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Gunung Pinang, Tempat Pertapaan Masa Awal Berdirinya Kerajaan Islam Banten

Untuk informasi, brasarkan penjelasan Syaefudin, karena Masjid Agung Ats-Tsauroh ini sudah berada dalam naungan pemerintahan Kota Serang, pada tahun ini, selama 3 tahun atau tiga tahap Masjid agung Ats-Tsauroh ini akan dibangun dan direnovasi.

Nantinya Masjid Agung Ats-Tsauroh ini tidak hnya menjadi tempat peribadatan, melainkan juga menjadi tempat literasi, bermain anak-anak, dan pembangunan lainnya karena masjid Agung Ats-Tsauroh ini akan menjadi ikon dari Kota Serang.

“Rencana mulai di bangun 2021 ini bulan mei dengan anggaran Rp20 miliar, nanti atasnya dibongkar, nanti yang kelihatan taman sama masjid di bawah juga ada ruang, di depan ada taman, dipojok ada ruko-ruko, untuk parkir di bawah,” ujarnya.

“Nanti pembangunan ini bertahan selama tiga tahun, dengan anggaran per tahunnya Rp 20 Miliar, jadi nanti untuk masjid ini di anggarkan sebanyak Rp 60 Miliar.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler