Peringati Harganas ke-28, BKKBN Banten Luncurkan ‘Si Canting’, Cegah Stunting di Banten

21 Juni 2021, 16:32 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Drs. Aan Jumhana M.Si, disaksikan perwakilan sejumlah OPD KB dan Mitra Kerja, memukul gong tanda peluncuran 'Si Canting' Aplikasi Cegah Stunting pada peringatan Harganas ke-28, di BKKBN Banten, Senin, 21 Juni 2021. /Kabar Banten/Kasiridho

KABAR BANTEN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengelar peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas ke-28, Senin, 21 Juni 2021. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19, peringatan Harganas ke-28 dilaksanakan secara virtual dan sederhana di BKKBN Banten dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Bertema ‘Keluarga Keren Cegah Stunting’, peringatan Harganas ke-28 di Provinsi Banten tersebut, digelar bersamaan dengan HUT Ikatan Bidan Indonesia ke-70. Hadir pada kegiatan tersebut, perwakilan IBI Banten, DP3AKKB Provinsi Banten, Dinkes Provinsi Banten, TP PKK Provinsi Banten, APPI, IPeKB, Ikatan PLKB Non PNS, Juang Kencana, dan perwakilan Korem 064/MY Serang serta Mitra Kerja BKKBN lainnya.

Dalam peringatan Harganas ke-28 yang digelar serentak di seluruh Indonesia tersebut, BKKBN Banten memberikan apresiasi kepada Ikatan Bidan Indonesia atau IBI Banten hingga keluarga teladan tingkat Provinsi Banten dan meluncurkan Aplikasi Cegah Stunting atau ‘Si Canting’.

Baca Juga: Penanganan Stunting di Provinsi Banten, Wagub Banten Minta Pemda hingga 'Stakeholder' Bersinergi Bersama BKKBN

Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Drs. Aan Jumhana, M.Si menyampaikan bahwa  ‘Si Canting’ merupakan aplikasi cegah stunting empat dimensi yang dapat digunakan PKB, PLKB, keluarga yang memiliki bayi di bawah dua tahun (baduta) hingga masyarakat terkait informasi dan layanan hingga pencegahan stunting di Provinsi Banten secara sederhana.

‘Si Canting’, kata Aan, merupakan inovasi Perwakilan BKKBN Banten untuk mensosialisasikan cegah stunting dengan lebih menarik. ‘Si Canting’, memiliki fitur tampilan sosialisasi empat dimensi (4D) yang menampilkan animasi dalam bentuk visual Petugas Lapangan KB saat sosialisasi cegah stunting.

Selain itu, melalui aplikasi ini, masyarakat akan mudah dalam berkonsultasi langsung dengan nomor WhatsApp PPKS Semarak Banten dan Seruling Kencana atau seputar ruang konseling keluarga berencana dan dapat diunduh melalui laman https://bit.ly/SICANTING.

“Melalui ‘Si Canting’, kita menyediakan informasi-informasi dan layanan hingga cara pencegahan stunting yang bisa dimanfaatkan masyarakat Banten terintegrasi melalui program Banggakencana,” ujarnya.  

Aan mengungkapkan, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus stunting yang tinggi. Jika tak ditangani dengan tepat, stunting dapat berdampak pada kemampuan kognitif atau kecerdasan anak dan akan mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta tidak dapat mencapai potensi maksimalnya.

Baca Juga: Andika Hazrumy Sebut Stunting di Banten Turun 23,4 Persen, Beri Respon, BKKBN Banten Ungkap Langkah Penanganan

Aan menjelaskan, masalah gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan bisa berdampak pada stunting atau bertubuh pendek. Pada fenomena ini orang tua harus lebih waspada terhadap kondisi anak mereka, karena hal ini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang.

“Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Umumnya hal itu disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Untuk itu, dibutuhkan pola asuh dan perawatan anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” ujar Aan.

Permasalahan stunting, kata dia, tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor, namun secara bersama-sama stakeholder lainnya termasuk IBI. Pihaknya bersama IBI Banten dan mitra kerja lainnya terus berupaya memberikan informasi dan pemahaman hingga layanan kepada masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun desa, para kader dan orang tua yang mempunyai anak bawah dua tahun (baduta) serta ibu hamil.

“Kemudian, memberikan informasi dan pemahaman tentang pola asuh yang baik kepada keluarga yang mempunyai anak baduta dan ibu hamil sejak dalam kandungan sampai dengan usia dua tahun sebagai dasar pencegahan stunting,” ujar Aan.

Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Aan Jumhana memberikan apresiasi kepada IBI Banten yang diterima Ketua IBI Banten, Yani Purwasih, pada peringatan Harganas ke-28 di Provinsi Banten, Senin, 21 Juni 2021. Kasiridho

Aan mengungkapkan, selain program Pembangunan Keluarga,Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana), tahun 2021 ini BKKBN seluruh Indonesia termasuk BKKBN Banten telah melaksanakan pendataan keluarga yang dilakukan secara serentak pada 01 April hingga 31 Mei 2021. Dalam pendataan keluarga tersebut, juga didata keluarga-keluarga yang beresiko stunting.

“Selain penggarapan intervensi pelayanan kontrasepsi bagi PUS dalam upaya menekan jumlah kelahiran dengan resiko stunting, kami akan terus mengoptimalkan sosialisasi tentang Konsep Keluarga yakni Keluarga Berkumpul, Keluarga Berinteraksi, Keluarga Berdaya dan Keluarga Peduli dan Berbagi,” ujar Aan.

Aan menambahkan, pihaknya juga melakukan pelayanan KB terintegrasi  dengan pelayanan posyandu di  Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang.

“Melalui momentum Harganas ke-28, kami mengintegrasikan pelayanan KB dan pelayanan posyandu dalam rangka percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua IBI Banten, Yani Purwasih menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan BKKBN Banten sejak beberapa tahun yang lalu. Pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan program Banggakencana di Provinsi Banten.

“Kami berkomitmen dan selalu mengimbau PMB (Praktek Mandiri Bidan) di Banten untuk melaksanakan kegiatan program Banggakencana maupun layanan akseptor di Provinsi Banten,” ujarnya.***    

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler