Lempeng Sunda Kembali Ditabrak Lempeng Indo-Australia, Nias-Simeulue Diguncang Gempa Tektonik M5,5

10 Juli 2021, 13:24 WIB
Infografis lokasi gempa bumi Nias-Simeulue, Sabtu 10 Juli 2021. /Tangkapan layar /Twitter @DaryonoBMKG

KABAR BANTEN - Lempeng Indo-australia kembali bergerak maju dan menabrak Lempeng Sunda.

Kali ini tabrakan Lempeng Indo-australia dengan Lempeng Sunda, berlokasi di wilayah Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Simeulue atau Nias-Simeulue, Sumatera Utara, Sabtu 10 Juli 2021, pukul 09.41 WIB.

Gempa tektonik yang melibatkan Lempeng Indo-australia dan Lempeng Sunda di Nias-Simeulue ini, tercatat oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, berkekuatan magnetude M5,5.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Banten Selasa 22 Juni 2021: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Terjadi di Daerah Ini!

Tabrakan antara Lempeng Indo-australia dan Lempeng Sunda sendiri, Episenternya terpantau di kedalaman 32 km di bawah permukaan laut.

Tepatnya di 74 km arah Barat Laut Kota Lotu, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Simeulue, Sumatera Utara.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa dangkal di Nias-Simeulue M5,5 terjadi akibat aktifitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

Dimana Lempeng Indo-australia menunjam ke bawah Lempeng Sunda dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

"Guncangan gempa Nias-Simeulue M5,5 dirasakan di Nias Utara III-IV MMI, Gunung Sitoli dan Kabanjahe II MMI," tulis Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG, Sabtu 10 Juli 2021.

Baca Juga: Puting Beliung Muncul di Perairan Merak, BMKG: Dipicu Awan Cumulonimbus

Menurut Daryono, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. 

Ia juga mengatakan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 10.15 WIB, gempa Nias-Simeulue M5,5 menunjukkan telah terjadi 4 kali aktivitas gempa susulan atau aftershock, dengan magnitudo terbesar M 4,4 dan terkecil M 3,2," tulis Daryono.

Sementara itu, Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Nias melaporkan jika warga Kabupaten Nias Utara merasakan getaran lemah saat gempa dengan M5,6 terjadi.

BPBD Kabupaten Nias juga menyatakan jika warganya telah beraktivitas seperti biasa pasca gempa terjadi.

Instansi ini mengaku telah mendapatkan informasi dari BMKG, jika parameter gempa M5,5 berada di 75 km barat laut Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara dengan kedalaman 10 km. 

Selain itu, BMKG juga mengidentifikasi guncangan dirasakan di wilayah Gunung Sitoli dan Kabanjahe, yakni II MMI, dan wilayah Nias Utara III-IV MMI. 

Baca Juga: Jauhi Pantai! BMKG Serukan Waspada Potensi Tsunami Usai Gempa M 6,1 Guncang Maluku Tengah

Modified Mercalli Intensity atau MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. 

BMKG menggambarkan IV MMI guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Sedangkan III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. 

Sementara skala II MMI mendeskripsikan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Baca Juga: Sandy Walsh Cetak Gol Sensasional untuk KV Mechelen, Lakukan Sundulan Terbang

Berdasarkan kajian analisis risiko InaRISK, wilayah Kabupaten Nias Utara memiliki risiko bencana gempabumi sedang hingga tinggi dengan luas risiko 97.492 hektar atau sebanyak 11 kecamatan terpapar. 

Hingga berita ini dirilis belum ada laporan terkait kerugian maupun korban akibat gempa tersebut.

Namun petugas BPBD setempat terus melakukan pantauan dan siap siaga apabila terjadi gempa susulan.

Baca Juga: Gempa Bumi di Banten dan Sekitarnya, Periode 4-10 Juni 2021, BMKG: 23 Kejadian, Didominasi Magnitudo 3-5

BNPB juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. 

Untuk mengurangi dampak gempa, maka warga diimbau untuk hindari bangunan yang rentan guncangan. 

Korban yang jatuh sebagian besar diakibatkan tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh karena tidak mampu menahan guncangan gempa.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: BNPB Twitter @DaryonoBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler