Patingtung Bukan Kesenian Biasa, Ada Sejak 1552, Hanya Talent Ahli yang Dapat Memainkannya

13 September 2021, 17:27 WIB
Kesenian Patingtung. /tangkapan kikomunal-indonesia.dgip.go.id

KABAR BANTEN - Patingtung merupakan Kesenian yang menampilkan sebuah pertunjukan tarian dan silat yang diiringi dengan alunan musik gendang.

Dalam beberapa sumber menyebutkan bahwa Kesenian Patingtung ini berkembang pada masyarakat Banten berbahasa Jawa.

Ditinjau dari sejarah yang berkembang di Masyarakat, Kesenian Patingtung ini tak terlepas dari Kesultanan Banten.

Berdasarkan keterangan yang ada, untuk itu Tim Studi Pengembangan Kesenian Tradisional Serang menyimpulkan bahwa Seni Patingtung sendiri muncul sekira tahun 1552.

Yang mana tahun 1552 sendiri merupakan masa berkembangnya Kesultanan Banten.

Baca Juga: Potensi Tsunami 28 Meter di Pesisir Selatan Jawa, BMKG Ingatkan Pemda dan Masyarakat Siap Hadapi Hal Terburuk

Patingtung, sebagai salah satu kesenian yang berkembang sedari dulu, seperti Kesenian yang berkembang di Banten pada umumnya, pasti melekat dengan Kesenian yang berbau magis.

Bukan lagi rahasia umum, Kesenian di Banten termasuk Patingtung ini merupakan Kesenian yang cukup berbahaya jika dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya.

Untuk mempelajari Kesenian Banten termasuk Patingtung yang begitu komplek dan unik tentu butuh waktu yang cukup lama, dan butuh latihan yang ekstra.

Yang terpenting dalam mempelajari sebuah Kesenian seperti Patingtung apalagi yang berbau magis adalah keinginan kuat untuk mempelajarinya.

Bahkan disebutkan bahwa ada pantangan dan syarat tertentu yang perlu dipenuhi seseorang untuk dapat mengusai ilmu magis sehingga mampu menunjukkan Kesenian Patingtung yang luar biasa.

Baca Juga: Uniknya Kesenian Patingtung Asal Banten, Pantas Saja Bikin Merinding! Padukan Unsur Agama dan Kekuatan Magis

Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, Kesenian Patingtung ini merupakan pertunjukan seni yang melibatkan banyak orang.

Peran yang ada dalam Kesenian Patingtung ini, terdiri atas para penari, penabuh waditra atau disebut pangrawit, dan juga juru panggung.

Dengan jumlah peran yang cukup banyak untuk menampilkan pertunjukan Kesenian Patingtung, kerjasama dan baik dan juga kekompakan merupakan hal yang wajib.

Karena, berjalannya pertunjukan Patingtung dengan lancar ini harus didukung oleh kerjasama dari berbagai pihak.

Baca Juga: Mengenal Kesenian Patingtung, Pengiring Adu Ayam Sultan Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umum

Masing-masing talent atau pemain Patingtung harus mampu menjalankan perannya dengan baik.

Setiap penari atau disebut juga pesilat harus mampu membawakan tarian dan gerakan silatnya masing-masing dengan baik.

Pengrawit juga harus menguasai seluruh lagu dan instrumen yang akan dibawakan.

Dalam Kesenian Patingtung ini, jumlah penari atau pesilat ini mulai dari 10 hingga 15 orang.

Sementara Pangrawit yaitu orang yang memainkan waditra jumlahnya sesuai dengan jumlah waditra yang akan dimainkan.

Waditra yang dimainkan dalam setiap pertunjukan sendiri, ada 8 buah. Waditra tersebut, terdiri dari kendang besar, kendang kecil, terompet, gong dengan 3 macam ukuran, ketuk, dan kecrek.

Baca Juga: Perkembangan Seni Patingtung, Bermula Iringi Sabung Ayam Sultan, Kode Warga Berkumpul

Sebagaimana disebutkan diatas, Kesenian Patingtung ini mengandung unsur debus.

Dalam Kesenian debus, tentu Anda tahu bahwa Seni debus ini dalam pertunjukannya memakai alat-alat yang tajam. Baik itu beling, besi, golok, paku, dan lainnya.

Pertunjukan Kesenian Patingtung ini menampilkan ketangkasan yang tentu bikin mengangkan para penontonnya.

Atraksi-atraksi yang ditunjukannya sama seperti atraksi Kesenian debus seperti menyayat tubuhnya, menikam dada menggunakan, memakan beling, berguling-guling di benda tajam seperti paku beling, dan atraksi-atraksi lainnya yang menegangkan.

Demikian penjelasan perihal Kesenian Patingtung asal Banten, yang bukan merupakan Kesenian biasa.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler