Ternyata Ini Penyebabnya, Sumber Gempa di Sumur Pandeglang Banten Terasa Hingga Jakarta, Bandung juga Sumatera

14 Januari 2022, 20:47 WIB
Grafis BMKG terkait gempa intraslab yang terjadi di Sumur Kabupaten Pandeglang Banten. /Tangkapan Layar/Twitter @DaryonoBMKG

 

KABAR BANTEN – Banten diguncang gempa dahsyat pada Jumat 14 Januari 2022 pukul 16.05 WIB.

Episentrum gempa di Banten berkekuatan magnitudo M6,7 ini berada di koordinat 7.01 LS dan 105.26 BT, Sumur Kabupaten Pandeglang Banten.

Namun yang mencengangkan, getaran gempa bersumber dari Sumur Kabupaten Pandeglang Banten, sangat luas bahkan terasa hingga Jakarta, Bandung, juga Sumatera.

Baca Juga: Pasca Gempa Bumi Magnitudo 6,7, Pemkab Pandeglang Tetapkan Tanggap Darurat

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan fenomena luasnya dampak getaran akibat gempa di Sumur Kabupaten Pandeglang Banten.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami pada BMKG, Daryono, mengatakan jika pihaknya telah mengupdate magnetudo gempa menjadi M6,6.

“Update, gempa yang terjadi di Banten berkekuatan M6,6,” tulisnya pada akun twitter @DaryonoBMKG, Jumat 14 Januari 2022.

Baca Juga: Selain Rumah, Dampak Gempa Bumi Magnitudo 6,7 Sebabkan 4 Sekolah dan 1 Puskesmas di Kabupaten Pandeglang Rusak 

Menurut Daryono, gempa yang terjadi berjenis tektnonik dengan mekanisme sumber sesar naik atau thrusting, itu berasosiasi dengan sumber gempa megathrust Selat Sunda.

Dimana sumber gempa berada di kedalaman 60 kilometer di bawah permukaan laut di Sumur Kabupaten Pandeglang Banten.

“Kedalaman gempa berada di 40 kilometer, tidak berpotensi tsunami,” tulisnya.

Baca Juga: Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 6,7, Rumah Warga Kabupaten Serang Ambruk 

Menurut Daryono, gempa berkekuatan besar di awal 2022 di Banten ini tidak hanya sekali terjadi, namun diikuti lima kali gempa susulan dengan magnitudo M 3,5 hingga M5,7.

Kata Daryon, gempa tersebut berdampak cukup besar, hingga menyebabkan terjadinya kerusakan di sejumlah wilayah di Banten dan sekitarnya.

“Gempa Ujung Kulon, Sumur Kabupaten Pandeglang Banten, telah memicu kerusakan,” tulisnya.

Baca Juga: Pasca Gempa Bumi Magnitudo 6,7 Guncang Banten dan Sekitarnya, Begini Imbauan BMKG 

Meskipun sejak awal BMKG menyatakan gempa di Sumur Kabupaten Pandeglang Banten, tidak memicu tsunami, namun Daryono tetap memberikan peringatan.

Kepada warga di Sumur Kabupaten Pandeglang Banten, Daryono mengingatkan untuk segera menjauhi pantai bilamana terjadi kembali gempa bumi dengan ayunan agak lama.

“Meskipun gempa Selat Sunda M6,6 ini tidak berpotensi tsunami, tetapi masyarakat perlu waspada. Jika terjadi guncangan kuat atau berayun agak lama, segera menjauhi dari pantai,” tulisnya.

Baca Juga: Pasca Gempa Bumi Magnitudo 6,7 Guncang Banten dan Sekitarnya, Begini Imbauan BMKG 

Berkaitan dengan besarnya getaran yang dirasakan di Jakarta Daryono mengatakan itu berkaitan dengan kondisi tanah di Jakarta.

Menurut Daryono, itu berkaitan dengan amplifikasi guncangan akibat tanah lunak dan tebal, sehingga getarannya terasa cukup kuat.

“Guncangan gempa Selat Sunda M6,6 terasa kuat di Jakarta, berkaitan dengan amplifikasi guncangan akibat tanah lunak dan tebal di wilayah Jakarta,” tulisnya.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,7 Landa Banten, Getarannya Terasa Kuat, Begini Kata Warga Jakarta 

Lalu berkaitan dengan dampak getarannya yang cukup luas, itu karena gempa yang terjadi masuk pada tipe intraslab earthquake.

Kata Daryono, itu karena hiposenternya berada di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Selat Sunda.

“Ciri gempa instralab ini mampu meradiasikan ground motion yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelas dari sumber lain,” tulisnya.

Baca Juga: Penjelasan BMKG tentang Gempa Bumi Magnitudo 6,7 di Banten 

Menurut Daryono, gempa yang terjadi di Sumur, Pandeglang, Banten, mirip dengan gempa yang terjadi di Selatan Jawa Timur dengan kekuatan M6,1 pada 10 April 2021.

Dimana gempa saat itu cukup destruktif, serta sama-sama gempa bumi berjenis intraslab, serta sumber gempa berada di dalam lempeng.

“Gempa Selat Sunda itu mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur M6,1 pada 10 April 2021 yang juga destruktif. Sama-sama gempa intraslab, gempa dengan sumber di dalam lempeng,” tulisnya.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Twitter @DaryonoBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler