Antisipasi Dampak Letusan Gunung Anak Krakatau, KPP Banten dan PMI Cilegon Edukasi Warga Pulomerak

26 April 2022, 22:30 WIB
Suasana Ngobrol Pintar Masyarakat Aman dan Tangguh Bencana atau Ngopi Mantab bertemakan antisipasi bencana Gunung Anak Krakatau yang digelar di Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Selasa 26 April 2022. /Dokumen Humas PMI Cilegon

KABAR BANTEN - Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat dalam fenomena Gunung Anak Krakatau sangat penting.

Hal itu terungkap dalam Ngobrol Pintar Masyarakat Aman dan Tangguh Bencana atau Ngopi Mantab bertemakan antisipasi bencana Gunung Anak Krakatau yang digelar, di Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Selasa 26 April 2022.

Lingkungan Cipala, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak,Kota Cilegon berada pada ketinggian 370 meter di atas permukaan laut (MDPL), berjalan sekira 5 KM dari pesisir pantai Merak. Dan masuk dalam radius yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Banten, Adil Triyanto, mengatakan, aktifitas GAK yang ada di level III atau Siaga, dan masyarakat pesisir harus diberikan pemahaman.

“Masyarakat merupakan pelaku utama dalam penanggulangan bencana. Untuk itu, mereka harus diberikan edukasi, pendidikan dan pelatihan dalam penanganan bencna di wilayahnya masing-masing,” kata Kepala KPP Banten, Adil Triyanto.

Ia menuturkan, Kantor Pencarian Pertolongan Banten akan terus mendukung upaya peningkatan kapasitas kebencanaan pada masyarakat dalam hal pencarian dan pertolongan (evakuasi).

“Ketika bencana itu datang dan masyarakat sudah memahami, kami hanya tinggal mengarahkan seperti apa dilapangan,“ ujar Adil Triyanto.

Sementara itu, Camat Pulomerak, Mansur yang baru menjabat beberapa bulan menyatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada KPP, PMI Cilegon dan stakholders kebencanaan lainnya.

“Diskusi ini sangat menraik bagi kami, karena memang saat ini ada Gunung Anak Krakatau, yang aktif dan mulai menunjukan erupsi. Banyak warga yang khawatir,namun setelah adanya diskusi ini, akan kami sosialisasikan ke masyarakat supaya tidak resah,” ujarnya.

Sebagai Camat Pulomerak, Mansur berharap ada upaya tindak lanjut sebagai salah satu edukasi kesiapsiagaan bencana.

“Saya berharap, diskusi ini nantinya ditindaklanjuti dengan program-program pendidikan dan pelatihan kebencanaan bagi masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Rukun Kampung (RK) Cipala, Kurtubi menegaskan, para Ketua RT, RK/RW sangat membutuhkan ilmu tentang kebencanaan, termasuk masyarakat, khususnya para pemuda.

“Wilayah kami pernah dijadikan tempat pengungsian dari masyarakat yang panik akibat adanya Tsunami Selat Sunda pada Desember 2018,” ucapnya.

Ia mengaku panic dan bingung dengan kondii tersebut, apalagi suasan terjadi pada malam hari. Oleh karena itudirinya bersama pengurus RT dan RW lainnya membutuhkan penerangan.

“Ketika tiba-tiba, pada malam hari, ratusan warga dengan berjalan kaki dan berkendaraan mengungsi ke sini. Kami bingung apa yang harus dilakukan. Kami hanya bisa memberikan tempat mereka berlindung dengan tinggal sementara di rumah-rumah warga,” tuturnya.

Sementara Ketua RT, Janari meminta agar pemerintah untuk memasang lampu penerang jalan menuju Lingkungan Cipala.

“Selain untuk keamanan dan kenyamanan warga pada masa aman, juga pada saat terjadi bencana, sangat terbantu apabila ada penerangan,” ungkapnya.

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Banten, Adil Triyanto, Camat Pulomerak, Mansur, Lurah Lebakgede, Fatoni, Pengurus Organisasi Radio Amator Republik Indonesia (Orari) Kota Cilegon Asep Juhada, Ketua dan Sekretaris PMI Kecamatan Pulomerak, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cilegon.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler