Dampak Buang Sampah Sembarangan Sebabkan Banjir di Kota Serang, Sedimentasi Hingga Menghambat Aliran Sungai

8 Februari 2023, 12:20 WIB
Sejumlah petugas dari Dinas PUPR Kota Serang saat membersihkan aliran sungai. /Kabar Banten/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Sampah memiliki dampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan, salah satunya menjadi penyebab genangan hingga banjir di Kota Serang.

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya saluran pembuangan air atau drainase yang mengalami sedimentasi dan penyumbatan yang diakibatkan oleh sampah.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang M Ridwan mengatakan, penyebab genangan dan banjir di wilayah Kota Serang terjadi karena beberapa faktor.

Salah satunya akibat sedimentasi dan penumpukan sampah yang menghambat aliran anak sungai Cibanten.

"Memang karena sedimentasi yang terjadi dan sumbatan aliran air," katanya, Selasa 7 Februari 2023.

Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mulai melakukan pembenahan dan normalisasi untuk penanganan banjir yang terjadi.

Termasuk melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung Cibanten dan Cidurian (BBWSC3) Banten.

"Penanganan melalui pemeliharaan dan normalisasi sudah. Karena di sepanjang aliran anak sungai Cibanten terjadi sedimentasi yang diakibatkan penumpukan sampah. Intinya banyak hambatan di aliran sungai," ujarnya.

Berdasarkan letak geografis, secara keseluruhan Kota Serang merupakan daerah aliran sungai Cibanten dan kewenangannya berada pada BBWSC3.

Termasuk izin dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

"Makanya kami perlu koordinasi untuk penanganan banjir di Kota Serang. Terutama melakukan normalisasi," tuturnya.

Seperti diketahui, setiap harinya sampah yang dihasilkan dari masyarakat Kota Serang bisa mencapai puluhan ribu ton.

Termasuk sampah kiriman dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan sampah liar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Farach Richi mengatakan, jika di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Cilowong terdapat dua alat untuk pengolahan dan pemrosessan sampah.

Alat tersebut disebut conveyor yang bisa mengolah sampah menjadi debu sebanyak 30 ton per hari.

"Caranya dibakar, tapi sudah terverifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dan kami juga memiliki teknologi Bang Daus, yang mengolah sampah jadi kompos," ucapnya.

Pihaknya juga rutin melakukan pengangkutan sampah liar, khususnya di aliran sungai seperti di Pasar Karangantu Kecamatan Kasemen.

"Pengangkutan sampah liar kami rutinkan, dan kami juga bersama-sama dengan masyarakat melakukannya," ujarnya.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler