Cek Gudang Alat Penanggulangan Bencana BPBD Banten, Plh Sekda Banten Virgojanti Minta Petugas Siap Siaga

14 Juni 2023, 15:23 WIB
Plh Sekda Banten Virgojanti mengecek gudang alat penggulangan bencana BPBD Banten, Selasa 13 Juni 2023. /Kabar Banten/Irfan Muntaha

KABAR BANTEN - Plh Sekda Banten Virgojanti mengecek perlengkapan dan alat penanggulangan bencana yang disimpan di Gudang milik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Banten tepatnya di Kota Serang, Selasa 13 Juni 2023.

 

Pantauan Kabar Banten pengecekan Gudang alat dan perlengkapan siaga bencana dilakukan Virgojanti sekitar pukul 08.00 WIB, setelah memimpin apel pagi rutin bagi seluruh pegawai BPBD Provinsi Banten di halaman kantor tersebut.

Pertama, Virgojanti didampingi Kalaksa BPBD Provinsi Banten Nana Suryana dan seluruh pejabat di BPBD Banten, bergegas menuju gudang tempat disimpannya kebutuhan logistik untuk korban bencana. Lokasinya masih di lingkungan Kantor BPBD Banten.

Di gudang tersebut, Virgojanti melihat dan mengecek langsung ketersedian kebutuhan pokok untuk korban bencana. Seperti makanan, pakaian, alat rumah tangga, termasuk kebutuhan lain yang sifatnya mendasar untuk kebutuhan korban bencana.

Terkhusus, dalam kesempatan tersebut, Virgojanti sempat mempertanyakan masa kadaluarsa makanan yang disimpan untuk kebutuhan korban bencana.

"Ini masa kadaluarsanya gimana ini?," tanya Virgojanti.

Baca Juga: Dinsos Banten Rumuskan Klaster Pengungsian dan Perlindungan Korban Bencana

Setelah lama mengecek ketersediaan logistik, Virgojanti kemudian melanjutkan ke gudang sebelahnya yang berisikan alat penanggulangan bencana. Seperti alat yang bermesin, alat selam, dan juga alat lain yang biasa digunakan petugas saat proses penyelamatan atau penanggulangan bencana.

Di gudang itulah, Virgojanti menemukan beberapa alat penanggulangan bencana yang tidak ditata rapih. Dimana alat tersebut tercampur satu dengan yang lainnya, tidak disimpan secara khusus. Tak nyaman dilihat, Virgojanti kemudian mempertanyakan hal itu kepada Kalaksa BPBD Banten.

"Ini alatnya ko berantakan, kayanya harus dirapihkan, harus disusun rapih, jadi saat dibutuhkan juga dalam keadaan siap," kata Virgojanti mengomentari alat penanggalangan bencana yang disimpan digudang.

 

Sontak, Nana Suryana kemudian memanggil penanggung jawab gudang. Dihadapan Virgojanti itulah, penanggung jawab gudang menjelaskan mengakui memang perlu dirapihkan.

"Jadi ini bekas latihan beberapa hari lalu Bu, memang belum dirapihkan," katanya sambil tersenyum.

"Rapihin ya," kata Virgojanti dengan nada lembut.

Gudang penyimpanan alat penanggulangan bencana itu memang disimpan dibagian bawah dan atas. Virgojanti kemudi menuju lantai atas melalui anak tangga.

Di bagian atas itulah Virgojanti kemudian kembali menemukan alat penanggulangan bencana seperti tidak terurus.

"ini kok begini," kata Virgojanti melihat alat penanggulangan bencana yang terkesan tidak dirawat.

"Ini harus dirapihkan ya," katanya kembali mengingatkan sambil tersenyum.

"Siap Bu," jawab salah seorang pejabat BPBD Banten."Awaslo besok saya ke sini lagi, cek udah rapih belum," katanya sambil tertawa guyon.

Tidak cukup sampai disitu, Virgojanti kemudian melanjutkan mengecek kendaraan yang biasa digunakan petugas BPBD Banten. Seperti alat pengangkut bantuan logistik untuk korban bencana.

 

Kemudian juga dilanjutkan dengan melihat langsung salah satu ruangan gedung BPBD Banten yang berisikan tombol sirine peringatan tsunami.

"Kita harus memastikan tersedia atau tidak. Harus senantiasa tersedia karena bila ada terjadi hal hal yang kita tidak harapkan, tentu siap juga untuk logistik," ujar Virgojanti kepada Kabar Banten usai mengecek kesiap siagaan dalam menghadapi ancaman bencana.

Dalam kesempatan tersebut, Virgojanti kembali meminta BPBD Banten merapihkan alat kesiap siagaan bencana yang menurutnya tidak tertata rapih. Hal itu menurutnya, akan berdampak terhadap kecepatan dalam merespon peristiwa bencana. Seban akan sulit menemukan alat yang dibutuhkan.

"Tadi saya sudah kontrol, saya minta dirapihkan semuanya supaya memudahkan kita ketika sewaktu waktu dibutuhkan cepat. Jadi engga bingung bingung nyari. Dimana sepatu, dimana helem, dimana jaket dan sebagainya. Kemudian mana mesinnya, mana mesin yang bagus, mesin genset, mesin alat potong," tegas Virgojanti.

Semua peralatan kata Virgojanti, harus tertata rapih dan dalam keadaan siap untuk digunakan.

"Ini kan harus siap. Tapi kalau bercampur, justru saya hawatir mana yang engga pungsi malah dibawa nanti. Jadi kita pisahkan, mana yang rusak mana yang ini bagus, siap dibawa," katanya.

Kemudian juga selain sarana dan prasarana lanjut Virgojanti, diakuinya masih kurang memadai.

"Alat angkutnya kita lihat juga. Dan memang masih ada keterbatasan alat transportasi. Ini sangat penting sekali, karena ketika ada bencana kita harus siap. Segara hadir di masyarakat membawa kebutuhan alat yang dibutubkan. Nah ini membutuhkan alat transportasi yang handal," katanya.

 

Meski kurang memadai, Virgojanti meminta BPBD Banten untuk merawat kendaraan transportasi penanggulangan bencana dengan baik. Sehingga, kendaraan tetap dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.

"Saya berpesan kepada petugas BPBD. Kendaraan kendaraan yang ada harus dipelihara. Karena biar bagaimana pun mau baru mau lama, kalau perawatannya enggak bagus ya malah mempercepat proses kerusakan itu," katanya.

"Tenda tenda, tempat evakuasi juga harus terpelihara dengan baik," kata Virgojanti menambahkan.

Alat penanggulangan bencana yang menurutnya juga harus dirawat dengan baik. Tenda yang dimaksud yakni tenda pengungsian bagi korban bencana.

Sebelumnya, Virgojanti saat menyampaikan sambutan di apel pagi pegawai BPBD Banten menjelaskan bahwa, Banten Selatan seperti Lebak dan Pandeglang masih termasuk daerah rawan terjadi bencana.

Dengan demikian, ia meminta BPBD Banten juga untuk memastikan personel dalam keadaan siap siaga dalam penanggulangan bencana.

Menanggapi hal itu, Kalaksa BPBD Banten Nana Suryana mengaku akan segera menindak lanjuti permintaan Virgojanti soal penataan alat dan perlengkapan Penanggulangan Bencana.

"Tentu kita maksimalkan nanti," katanya.

Baca Juga: BNPB Sebut Bencana Tsunami Masih Jadi Ancaman di Kabupaten Serang, Begini yang Harus Dipahami Masyarakat

 

Termasuk kata Nana, memastikan pemeliharaan terhadap kendaraan operasional dimaksimalkan.

"Karena memang yang operasional yang sudah tua tua kita optimalkan pemeliharanya. Jadi insya Allah bisa lebih baik lagi," katanya.

Sementara untuk kebutuhan logistik yang tersedia di gudang, Nana juga menjelaskan bahwa masa kadaluarsanya hanya sampai tahun 2025. Sehingga, masih aman untuk dikonsumsi.

"Itu logistik, masa kadaluarsa itu kita cek kadaluarsanya itu 2025. Jadi masih aman. Dan sebelum berakhir masa kadaluarsa enam bulan sebelumnya kita harus sudah bagikan. Dan itu sesuai dengan peraturan bisa dibagikan kepada masyarakat," jelasnya.

Selain makanan, Nana menyebut digudang logistik juga terdapat alat-alat dapur.

"Dapur lapangan umum. Siap. Mobil kita ada," katanya.

Meski dalam keadaan siap, Nana menegaskan bahwa BPBD Banten tidak bisa jalan sendiri saat menghadapi bencana.

"Siap. Tentu tidak berdiri sendiri BPBD Banten. Kita harus berkolaborasi dengan dengan BPBD Kabupaten Kota dan semua masyarakat," katanya.***

 

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler