Ratusan Masyarakat di Kabupaten Serang Terkena Kusta, Kecamatan Ini yang Tertinggi Kasusnya

27 Juli 2023, 10:15 WIB
Pendampingan pembinaan teknis pelaksanaan penemuan kasus dalam pencegahan pengendalian penyakit tropis terabaikan (kusta/frambusia) di salah satu hotel di Kabupaten Serang Selasa 25 Juli 2023. /Dok. Dinkes Kabupaten Serang


KABAR BANTEN - Sebanyak 141 masyarakat Kabupaten Serang tercatat terkena penyakit kusta.

Penyakit kusta tersebut tersebar di beberapa kecamatan se Kabupaten Serang, dengan kasus terbanyak di Kecamatan Tirtayasa yakni 14 kasus.

Selain di Tirtayasa, kasus penyakit kusta juga terjadi di Kecamatan Pontang 13 kasus, Cikeusal 11 kasus, Jawilan sembilan kasus, Ciruas sembilan kasus, Bandung delapan kasus, Pulo Ampel delapan kasus dan, sisanya tersebar di kecamatan lainnya.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Indonesia, Gabungan dari Dua Kata Bahasa Yunani

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, kusta merupakan salah satu penyakit yang dapat menular melalui udara, kontak erat antar penderita dengan non penderita dan sebagainya.

Sehingga, dalam upaya memutus mata rantai kusta pemerintah pusat memberikan kemoprofilaksis kusta atau obat rifampisin untuk mencegah infeksi.

Obat tersebut nantinya dapat menurunkan jumlah penderita baru kusta dengan cara memutus mata rantai penularannya.

Ia mengatakan, sasaran dari pengobatan ini, adalah orang yang kontak erat dengan penderita kusta baik di rumah, tempat kerja, sekolah, maupun lingkungan sekitar, serta anak usia dua tahun keatas.

Dari data yang dimilikinya, pasien yang kontak dengan pasien kusta sejak 2020 hingga 2022 ada 7.251 pasien.

Paling banyak dari Kecamatan Pontang ada 620 orang, dilanjut Kecamatan Binuang 603 orang, Tanara 480 orang, Jawilan 440 orang, dan kecamatan lainnya.

"Jadi semua kecamatan di Kabupaten Serang ini ada kasus dan orang terkenanya, obat yang akan diberikan yaitu rifampisin dosis tunggal. Dengan pemberian kemoprofilaksis kusta ini bisa efektifitasnya 60 persen, dapat mencegah timbulnya kusta pada pasien yang kontak tersebut," ujarnya, Rabu 26 Juli 2023.

Baca Juga: Dilepas Pj Sekda Banten, UNMA Terjunkan 551 Mahasiswa ke Desa Ikuti KKN Tematik

Ia mengatakan, orang yang kontak erat dengan penderita kusta, tidak langsung terkena kusta.

"Tapi awalnya akan timbul sakit bisa sampai satu hingga lima tahun. Sehingga, kita cegah sebelum timbul rasa sakit tersebut," katanya.

Istianah mengatakan, virus yang ada pada kusta ini tidak beda jauh dengan virus TBC, dengan ciri-ciri penularan masuk melakukan pernafasan atau udara dari penderita kusta.

Kemudian, gejala yang sering ditemukan yaitu adanya bercak keputihan dan kemerahan namun mati rasa pada kulit.

"Kita seringkali melihat ada orang yang kulitnya itu putih seperti susu, bisa jadi orang tersebut sedang menderita kusta. Karena, ciri-cirinya kalau dicubit maupun dibakar itu tidak akan terasa sakit. Kemudian, ciri lainnya adanya kelainan syaraf karena yang di serang oleh virus kusta itu persyarafannya," ucapnya.

Ia mengatakan, sekitar 80 persen orang terkena kusta akibat tertular dari penderita kusta yang tidak diketahuinya.

Kemudian, faktor lainnya itu dari lingkungan yang kotor menimbulkan resiko kuman datang sehingga mudah menyerang tubuh, dan daya tahan tubuh juga menentukan tertular atau tidaknya terhadap kusta.

"Tapi yang paling rentan terkena itu, kontak erat dengan si penderita kusta, dan pengaruh genetik juga dapat terkena yang nantinya bisa turun menurun. Kemudian, faktor lingkungan yang buruk akan menimbulkan resiko kuman datang dan mudah menular, apalagi dengan kepadatan daerah yang kumuh," katanya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler