Mengaku Terdampak Tiktok Shop, Pedagang di Kabupaten Serang Banting Stir ada dari Jual Kerudung ke Nasi Uduk

3 Oktober 2023, 10:46 WIB
Pedagang di Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang yang mengaku terdampak dengan kemunculan aplikasi Tiktok dan online shop, Senin 2 Oktober 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Pedagang Pasar Ciruas Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang mengaku terdampak kemunculan aplikasi Tiktok Shop dan online shop lainnya.

Dimana akibat kemunculan aplikasi Tiktok Shop dan online shop tersebut pendapatan pedagang di Pasar Ciruas Kabupaten Serang menurun drastis.

Bahkan ada yang tokonya sampai bangkrut hingga terpaksa banting stir barang jualannya.

Baca Juga: Gunakan Crane, APK Parpol Ditertibkan di Kabupaten Serang, Ini Titik Titik Penertibannya

Hendra (50), pedagang Pasar Ciruas mengaku terdampak dengan munculnya aplikasi Tiktok dan online shop.

Bahkan karena kemunculan aplikasi tersebut dirinya terpaksa harus meninggalkan jualan kerudung yang sebelumnya digeluti sejak 1996 di Pasar Ciruas.

Untuk mengganti pendapatannya yang hilang, dirinya harus banting stir berjualan nasi uduk dan lontong sayur di Taman K3 Ciruas.

Padahal dia sudah berjualan kerudung sejak 1996 di Pasar Ciruas namun kini kini satu dari dua tokonya sudah tutup.

"Berhenti sejak tiktok keluar, waktu Covid 19 gak terlalu pengaruh. Tiktok dan online shop muncul ambruk," ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui di Ciruas.

Dua toko miliknya sebelumnya berjualan kerudung di Pasar Ciruas. Setelah satu tutup dirinya kini banting stir berjualan nasi uduk dan lontong sayur.

Sementara satu toko lainnya masih beroperasi dikelola istrinya dan hampir gulung tikar.

"Istri masih jualan di dalam jual kerudung, kalau gak buka kerudung buat besok pakai (makan) apa. Yang satu juga sudah goyang (mau bangkrut) makanya sebelum jatuh cari batu loncatan jangan sampai tiarap dulu," tuturnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: 10 Pertanyaan Sederhana Ini Bisa Ketahui Bunga yang Sesuai dengan Kepribadian Kamu

Bukan tanpa sebab dirinya berjualan nasi uduk, jualan yang dijalaninya itu adalah hasil serangkaian percobaan yang dilakukan oleh dia.

Dimana sebelumnya pernah pula jualan es campur, es coklat, kelapa muda bahkan bakso. Akan tetapi semua usahanya ambruk.

"Akhirnya saya jalanin usaha mertua saja (jualan nasi uduk) istri sama mertua yang masak saya jualan saja," katanya.

Dia mengaku baru seminggu berjualan nasi uduk. Alasan ia berjualan di trotoar dan memilih jadi PKL pun bukan tanpa sebab, menurut dia saat ini sewa toko mahal sudah diatas Rp5 juta. Sementara jika PKL hanya bayar uang keamanan.

"Saya masih nunggu yang nariknya. Yang penting usaha tenang daripada sewa toko juta juta. Karena bukan satu dua di jalan jalan disini banyak sebulan buka toko terus tutup kan kasihan," ucapnya.

Menurut dia ketika belum muncul Tiktok Shop dan online shop, omzet berjualan kerudung bisa untuk memenuhi kebutuhan harian dan sekolah anak anaknya. Sedangkan saat ini untuk membayar cicilan pun masih nunggak.

"Bukan merugikan lagi, bagi saya ini sangat merugikan. Tanah Abang saja KO. Sekarang keluar tiiga potong sehari sudah bagus sebelumnya pedagang gak bisa diukur isi kantongnya, sekarang cari Rp100 ribu saja susah carinya. Bahkan pernah seharian gak dapat. Lebih kecewanya malah banyak harga kerudung (di pasar) diadu sama harga online, mau gimana gak bisa apa apa kita," ujarnya.

Disinggung alasan tak mau jualan di Tiktok Shop atau online shop lainnya, Hendra mengaku tidak semudah yang diucapkan.

Sebab barang yang dijual olehnya berasal dari Tanah Abang, sementara orang di Tanah Abang berjualan online.

"Saya jual modal Rp100 ribu, sampai disini enggak Rp100 ribu tapi ada biaya ongkos taro per potong Rp5 ribu jadi kita jual Rp105 ribu. Belum lagi ada biaya sewa toko, listrik, karyawan otomatis dibebankan ke bareng, kalau ditambah lagi Rp5 ribu per potong maka jadi Rp110 ribu. Sementara pedagang online bisa jual Rp95 ribu. "Gak bisa kita melawan bahkan dia dibawah modal kita bisa jual," katanya.

Ia berharap kondisi jual beli bisa kembali seperti semula sehingga Tiktok Shop, sistem belanja COD dan aplikasi online shop lainnya ditutup.

"Kalau dulu dihebohkan uang goib sekareng jangan jadi pasar goib sih, gak tahu tempat belanjanya. Main HP aja, manusia dibuat jadi pemalas. Gak gerak gimana gak kolestrol," ucapnya .

Hendra mengatakan apa yang dilakukan oleh dirinya semua demi anak anaknya empat orang. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler