Dorong Tingginya Penularan Covid-19, Banyak Warga Positif Tak Tertib Jalankan Isolasi Mandiri

18 September 2020, 10:18 WIB
ilustrasi-virus-corona /

KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten mengungkap terdapat masyarakat positif Covid-19 yang tidak tertib protokoler kesehatan dalam melaksanakan isolasi mandiri. Kondisi tersebut ikut mendorong tingginya penularan Covid-19 di Provinsi Banten dari klaster keluarga.

Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji H mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendata penularan Covid-19 dari klaster keluarga. Pendataan menunjukkan peningkatan kasus Covid-19 di Banten belakangan ini salah satunya didorong klaster keluarga.

"Jadi ketika ada satu anggota keluarga yang tertular, kemudian ia isolasi mandiri. Lalu yang tertular itu isolasi mandiri dia tidak disiplin tata cara penerapan isolasi mandiri di rumah. Sehingga tinggi potensi penularan terhadap keluarga yang lain. Saat ini trennya lagi satu anggota keluarga menularkan kepada anggota keluarga lain," katanya, Kamis 17 September 2020.

Selain klaster keluarga, di Banten juga banyak klaster baru dari perkantoran. Perkantoran ini seperti perusahaan perbankan sampai ASN.

"Klaster perkantoran bukan ASN aja. Yang disebut klaster perkantoran itu misalkan bank, perkantoran yang lainnya dan termasuk ASN juga," ucapnya.

Baca Juga : Melanda Beberapa Daerah, Covid-19 Klaster ASN Makin Ganas

Sebenarnya isolasi mandiri bisa dilakukan untuk masyarakat terkonfirmasi postitif Covid-19 yang tanpa gejala sampai gejala ringan. Itu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang tatalaksana Covid-19 revisi buku lima.

"Memang ada sisi menguntungkan dan ada juga sisi melemahkan. Jadi sisi menguntungkan di poin-poin, ketika pasien orang tanpa gejala atau sampai dengan gejala ringan dia itu boleh diisolasi mandiri. Isolasi mandiri itu dilakukan isolasi mandiri di rumah," tuturnya.

Kelemahannya, jika warga isolasi mandiri di rumah menerapkan kesehatan dapat menularkan covid ke anggota keluarga lain.

"Petugas kesehatan pemantauannya tidak 24 jam. Ketika dia tidak disiplin dia tetap kontak sama keluarganya akhirnya menimbulkan klaster keluarga," ujarnya.

Sisi keuntungan lain, ketika warga terkonfirmasi positif tanpa gejala sampai ringan isolasi mandiri, maka dia tak akan membuat rumah sakit penuh. Sehingga warga positif dengan gejala berat tetap bisa dirawat di rumah sakit.

"Dikhawatirkan ketika yang benar-benar sedang berat sampai berat membutuhkan, dia penuh," ujarnya.

Baca Juga : Pertama Kali di Provinsi Banten, Kenaikan Covid-19 Lebih dari 100 Kasus Dalam Sehari

Dalam KMK revisi buku lima juga terdapat proses penanganan yang berbeda terhadap pasien Covid-19. Sebelum revisi pasien yang ingin pulang harus terlebih dahulu dinyatakan negatif dua kali tes swab. Sementara yang terbaru hanya cukup gejala umumnya menghilang.

"Meskipun masih positif dia boleh dipulangkan setelah 10 hari lebih mereka dirawat. Inilah yang kelemahannya yang tadi, ketika dia pulang dia merasa kondisi baik. Tapi belum disiplin terhadap tata cara isolasi mandiri," ucapnya.

Perpanjang WFH

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, peningkatan kasus di Banten memang disertai dengan munculnya klaster baru penularan yaitu perkantoran di wilayah Tangerang Raya. Untuk mengantisipasi lebih lanjut, pihaknya akan tetap memperpanjang work from home (WFH) bagi ASN di lingkungan Pemprov Banten.

"Tangerang itu kantor-kantor jadi klaster baru bahkan Puskesmas. Makanya tetap diterapkan WFH, toh selama ini program tetap berjalan," ucapnya.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Banten Meningkat, Penerapan Protokol Kesehatan Dinilai Belum Maksimal

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Banten Andra Soni menilai, peningkatan kasus Covid-19 di Provinsi Banten diakibatkan belum maksimalnya penerapan protokol kesehatan. Karena itu, sosialisasi penggunaan masker perlu lebih ditingkatkan.

"Ini perlu sama-sama sosialisasikan penggunaan masker, dan itu penting," kata Andra Soni.

Politisi Gerindra ini menilai, penerapan protokol kesehatan masih rendah. Bahkan, di lingkungan Sekretariat DPRD Provinsi Banten sendiri masih terlihat ada yang tak menggunakan masker.

"Ternyata ada di lingkungan kita. Padahal ini jelas, dan di gedung ini banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Perlu kesadaran lebih, kehati-hatian dengan memakai masker, jaga jarak karena kita ngga tahu kapan pandemi ini akan berakhir," katanya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler