Politik Uang, Penyakit Menular dan Ancaman bagi Pemilu 2024

20 Januari 2024, 06:15 WIB
Ilustrasi politik uang. /Antara/Irwansyah Putra/

KABAR BANTEN - Mantan aktivis mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Syarifudin menilai bahwa Pemilu 2024 dibayang-bayangi praktik kecurangan.

Oleh karena itu masyarakat dan kekuatan civil society lain harus melek mengawasi Pemilu 2024. Sebab pengawasan pemilu tidak bisa hanya mengandalkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saja.

"Setiap proses pemilu diduga banyak kecurangan. Dan itu nyata dan masih sulit untuk ditindak. Jadi saya pesimistis Pemilu 2024 akan fair dan jujur," kata Syarifudin kepada Kabar Banten, Jumat 19 Januari 2023.

Kata dia, salah satu kecurangan di setiap pemilu yang sangat masif adalah politik uang atau money politics.

"Warga disogok untuk memilih calon tertentu, itu nyata-nyata berbuat curang," kata Syarifudin yang juga ketua LSM RI Provinsi Banten.

Diakui Syarifudin, ada animo di masyarakat bahwa bila tidak berbuat curang maka tidak akan menang. "Ini seperti buah simalakama. Kalau berbuat curang itu adalah salah. Namun kalau tidak curang tidak terpilih. Akhirnya banyak kecurangan berupa politik uang," tegasnya.

Kata dia, money politics adalah penyakit menular. yang mengancam hajatan pemilu. Pelakunya jujur-jujur dan lurus-lurus saja.

"Kalau tidak main serangan fajar, ya gak jadi Dewan. Lebih mudah berbuat curang daripada membuktikan kecurangan," ujarnya.

Dengan situasi seperti itu, lalu apa yang bisa diharapkan?

"Kita hanya segelintir orang yang hanya bisa mengedukasi beberapa orang  saja. Harusnya pemerintah yang baiklah yang mengantisipasi kecurangan ini dan penyelnggara pemilu yang kompeten," katanya.

Selain itu, kata dia, yang tidak kalah penting juga adalah mengevaluasi sistem pemilu agar lebih baik dan bisa memberikan efek jera terhadap pelaku kecurangan.

"Mulai sekarag libatkan orang baik sebagai pengawal kecurangan, tokoh-tokoh yang punya kompeten. Lindungi keselamatannya dan berikan  penghargaan. Kita tidak bisa hanya berharap dari Bawaslu saja," pungkasnya.***

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler