DKPP Kabupaten Serang Pertama Kali Panen Padi Bio Salin, Produktivitas Capai 7 ton Per Hektare

4 April 2024, 09:28 WIB
Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo saat memperlihatkan padi bio salin yang berhasil di tanam di Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara, Rabu 3 April 2024. /Dok. DKPP Kab. Serang


KABAR BANTEN - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Serang berhasil melakukan uji coba pengembangan padi bio salin atau padi tahan air laut di wilayah Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara.

Di lahan seluas 3 hektare tersebut padi bio salin berhasil dipanen dengan produktivitas diperkirakan mencapai 7 ton per hektare.

Rencananya padi bio salin tersebut akan dikembangkan di lahan seluas 1.200 hektare se-Kabupaten Serang.

Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, di Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara hari ini dilakukan panen padi bio salin.

Selain di sana padi bio salin juga ditanam di Desa Tenjo Ayu Kecamatan Tanara dan juga Kubang Puji Kecamatan Pontang.

"Kalau yang di Tenjo ayu dekat tambak jadi air payau," ujarnya kepada Kabar Banten.

Ia mengatakan, berdasarkan panen yang dilakukan secara simbolis, produktivitas padi bio salin sangat baik.

Diperkirakan hasil panennya mencapai 7 ton per hektare.

"Baru perkiraan tapi belum panen semua, nanti habis lebaran baru panen semua, ini baru panen sedikit karena harus laporan ke Kementan jadi panen bio salin," ucapnya.

Ia mengatakan usia tanam padi bio salin sama dengan padi biasa yakni 105 hari.

Namun untuk yang di Cerukcuk sudah 110 hari masih hijau daunnya karena terlalu subur.

"Itu sebenarnya yang ditanam sekarang murni kena air hujan, gak kena air asin, padahal padi ini untuk air asin, tapi air tawar juga tumbuh bagus," katanya.

Keunggulan padi bio salin adalah kedap air asin, tahan hama wereng dan padinya pulen.

Sebenarnya kata dia, padi varietas infari 34 pun tahan terhadap air asin hanya saja nasinya pera.

"Kalau bio salin pulen," ucapnya.

Nantinya padi Bio Salin bakal dikembangkan di lahan sekitar pantai udara seperti di Pontang, Tanara.

Pihaknya akan membuat daerah dekat pertambakan yang biasanya musim kemarau tidak bisa tanam karena air laut masuk ke sawahnya namun dengan padi bio salin tetap bisa tanam dengan bagus.

Lahan yang berpotensi untuk ditanami padi bio salin sekitar 1.200 hektare sepanjang Pantura mulai dari Pontang sampai Tanara.

Di sekitar wilayah tersebut ada yang tidak ditanam padi ada juga yang hanya setahun sekali, hanya saat musim hujan.

"Kalau musim kemarau air laut masuk ke Cidurian Ciujung jadi ketika nyedot air dari situ padinya mati, mudah mudahan dengan Bio salin tahan jadi ambil air dari sungai walau campur air laut tahan," tuturnya.

Ia mengatakan, dengan padi bio salin diupayakan di wilayah Pantura bisa panen tiga kali setahun.

Selain itu ia juga ingin membuat Mina padi, dimana padi bio salin akan dikolaborasikan dengan nila salin yang bisa hidup di air payau.

"Jadi kita coba dulu tahun ini coba di Tenjo Ayu 3 hektare mina padi di kolaborasi dengan nila salin," ucapnya.

Menurut dia budidaya padi bio salin baru pertama kali di Banten, sedangkan di Karawang Jawa Barat sudah ada Mina padi dengan udang vaname.

"Kita belum baru mau coba dengan nila kalau bagus nanti dengan udang vaname," katanya.

Suhardjo mengatakan, panen padi bio salin saat ini difokuskan untuk benih.

Hasilnya akan dikembangkan lebih luas lagi.

"Provinsi sudah siapkan anggaran untuk kembang kan di Pontirta, Pandeglang dan Lebak. Sekarang baru Banten Serang," ucapnya.

Menurut dia petani di Kabupaten Serang sangat antusias dengan adanya padi bio salin. S

ebab padi tersebut tumbuh dengan bagus, dimana padinya padat, barangnya tidak mudah roboh dan tahan hama.

"Nanti pengembangan bukan hanya dekat air asin bisa ke air tawar. Kalau padi biasa produksinya 5,5 ton rata-rata, ini bisa 7 ton lihat nya bagus sekali tumbuh rata. Harga jual sama (dengan padi biasa), tapi petani minta dikhususkan. Namanya baru belum tahu keunggulan apa, kalau lebih pulen, lebih enak dimakannya bisa dijual lebih mahal dari beras biasa, kali ini yang panen diambil untuk dijadikan benih," ujarnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler