Menguak Sejarah Kejayaan Teluk Banten di Masa Kesultanan, Ibarat Gadis Cantik Diperebutkan Para Bujang

25 April 2024, 14:21 WIB
Ilustrasi terkait .Menguak Sejarah Kejayaan Teluk Banten di Masa Kesultanan, Ibarat Bunga Cantik Mekar Sempurna Diperebutkan Para Kumbang /Pexels/Quang-Nguyen-Vinh

KABAR BANTEN - Teluk Banten dikenal oleh Bangsa Eropa itu sejak abad ke-14.

Pada saat itu Bangsa Portugis mendarat di Banten sekitar tahun 1453, di mana Kerajaan Malaka atau Imperium Malaka ini menguasai perdagangan di Nusantara.


Peristiwa dagang di Teluk Banten dimulai sejak sebelum Kesultanan, dengan banyaknya pedagang-pedagang dari negeri Tiongkok, Gujarat, India dan Pego ini sudah mulai mengenal Teluk Banten.


Pedagang-pedagang Tiongkok yang mengambil produksi dari Teluk Banten ini kemudian diekspor ke belahan dunia, sehingga produksi dari Banten secara perlahan dikenal.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Banten di Museum Situs Kepurbakalaan di Kawasan Kesultanan Banten

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Mang Dhepi Channel berikut sejarah kejayaan teluk Banten pada masa kesultanan.

Keruntuhan Malaka di tangan Portugis di tahun 1511, dipengaruhi juga oleh Kesultanan Banten yang ikut andil melakukan serangan balasan terhadap Portugis di Malaka di tahun 1521.

Pasukan Banten mengirim 3.000 pasukan pimpinan Maulana Hasanuddin atas perintah dari Fatahillah yaitu gabungan pasukan Aceh, Banten, Cirebon dan Demak.

Berdasarkan faktor inilah para pedagang dari Malaka mulai melakukan perjalanan-perjalanan perdagangan ke berbagai daerah di Nusantara di antaranya masuk ke Teluk Banten.

Dalam peristiwa sejarah dalam dokumen kuno Bangsa Eropa ini lebih banyak ditemukan di Dokumen Persia, Dokumen Mahuan dari Cina yang menyebutkan bahwa Teluk Banten sudah dijadikan sebagai pasar dagang sebelum rempah-rempah ,yaitu gula dan arak.

Gula dan arak diproduksi di Banten dan diperjualbelikan juga dari pelabuhan yang ada di Banten. Dalam laporan Tomi Perres pada tahun 1511, bangsa yang masuk ke Teluk Banten itu terhitung ada lima Pelabuhan.

Pertama Pelabuhan Cigidi, yaitu pelabuhan Cigci, yang kedua Pelabuhan Bantam yaitu Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Pondam yaitu di Tanjung Pontang, Pelabuhan Tanara atau Tamhara dan Pelabuhan Kalapa yang ada di Mauk.

Pelabuhan Banten yang ada di Teluk Banten menyerupai cincin, sehingga dianggap aman ketika terjadi ombak besar atau badai tsunami karena pelabuhannya relatif terlindungi oleh beberapa pulau.

Ada yang terlupakan titik nol Banten, yaitu yang berada di Tanjung Pujut sekarang dulu dikenal dengan istilah Nikolaspun, yaitu dari Tanjung Pujut di Salira sampai ke Pulau Lima.

Ada beberapa pulau dan semuanya difungsikan untuk sebagai pos penjagaan bahaya dari pendatang di Pelabuhan Teluk Banten itu sendiri.

Teluk Banten dulu menjadi pelabuhan yang untuk bongkar muat barang termasuk juga pergudangan di mana peta-peta kuno itu disebutkan bahwa Banten ini menjadi pasar favorit para pedagang - pedagang dari Eropa, Timur Tengah, India, Gujarat, termasuk juga Cina, Jepang, dan Korea.

Teluk Banten seperti gadis cantik yang diperebutkan oleh banyak bujang sehingga banyak terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah yang ada di Teluk Banten ini.


Dari mulai Tanjung Pujut hingga ke Tanjung Kait, banyak peristiwa-peristiwa perdagangan sehingga banyak bangsa ingin menguasai Banten.

Terjadi peperangan dari abad ke 17 awal sampai di akhir abad ke-17, dari tahun 1600 sampai 1689 ini hampir relatif di Teluk Banten ini.


Pasang surut perlawanan antara Bangsa Belanda dengan Bangsa Portugis, Inggris, berbagai pedagang-pedagang di dunia untuk memperebutkan pasar dagang sekaligus juga untuk memperebutkan lokasi penguasaan wilayah ini.

Peristiwa letusan Krakatau di tahun 1680 yang meluluhlantahkan seluruh Teluk Banten.

Dan akibat badai tsunami dan abu vulkanik inilah dari awal kehancuran bangunan ibukota Kesultanan Banten secara fisik, yang diakibatkan oleh bencana alam.


Belum pulih dari kesedihan akibat bencana alam Bangsa Belanda melakukan politik adu domba untuk mendapatkan pengaruh dari perdagangan yang ada di Banten.

Sehingga di tahun 1682 terjadilah konflik internal antara Kesultanan Banten dengan putra mahkota yang kemudian konflik inilah yang didasari menjadi awal kehancuran perdagangan yang ada di Teluk Banten.

Baca Juga: Gubernur Banten Tugaskan Tim ke Belanda, Dokumen Sejarah Banten Siap Dibawa


Itulah kisah sejarah mengenai kejayaan Teluk Banten pada masa Kesultanan ibarat gadis cantik yang diperebutkan para bujang.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi

Tags

Terkini

Terpopuler