Debat Paslon Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020 Putaran Terakhir, Infrastruktur Jadi Perdebatan Seru

- 4 Desember 2020, 22:12 WIB
Tangkapan layar, debat paslon Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020 yang digelar dan disiarkan di salah satu stasiun Televisi Swasta Nasional di Jakarta, Jumat, 4 Desember 2020.
Tangkapan layar, debat paslon Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020 yang digelar dan disiarkan di salah satu stasiun Televisi Swasta Nasional di Jakarta, Jumat, 4 Desember 2020. /Iman Faturahman/

Sebelumnya, dalam sesi pertama debat dengan pertanyaan yang disampaikan moderator, paslon Irna-Tanto ‎membeberkan tentang keberhasilan pembangunan jalan poros desa dan kabupaten. Selama empat tahun memimpin pihaknya telah menyelesaikan sepanjang 723 kilometer jalan kabupaten dan poros desa dan tinggal 30 persen lagi. Lalu, memperbaiki rumah kumuh dan lainnya.

Kemudian, dalam upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia yang masih diangka 64,91 persen, kata Irna, saat ini ‎pihaknya mampu meningkatkan IPM Pandeglang sebesar 2,2 persen. Kalaupun masih jauh, pihaknya terus melakukan pendampingan, fasilitas pembangunan, dunia pendidikan baik pusat, provinsi dan kabupaten.

"Jadi, kita selaraskan regulasi daerah dengan pusat, membuat regulasi lain seperti sekolah MDT untuk memupuk sisi rohaniah dan soal IPM ini penting untuk menghadapi bonus demografi,” ujar Irna.

Baca Juga : Irna Narulita dan Thoni Fathoni Mukson Sama-sama Tawarkan 12 Program Unggulan, Ini Perbedaannya

‎Paslon Thoni-Imat tidak mau kalah dan menyampaikan upaya untuk mendongkrak IPM. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas guru.

“Di Pandeglang masih banyak guru honorer dan jarak sekolah yang jauh, terus harus ada jam wajib belajar. Jadi itu pendidikan hak dasar, maka SDN dan kesejahteraan guru honorer harus ditambah,” ujar Imat.

Kemudian, moderator menyampaikan pertanyaan tentang kematian ibu dan bayi di Pandeglang yang menempati urutan ke-3 di Banten. Hasil survei anak gagal tumbuh  34,01 persen, artinya dari 10 terdapat 3-4 anak gagal tumbuh, jadi penyebab tingginya kematian ibu dan anak?

Paslon Nomor 1, Irna menyatakan bahwa upaya yang dilakukan adalah megintervensi ibu hamil untuk memperbaiki gizi, dengan bantuan susu, telor dan itu sudah diawali 10 kecamatan dengan melibatkan perguruang tinggi. Selain itu, pemberdayaan bidan desa dan terus mengawal ibu hamil. “Alhamdulillah 2018-2019 sudah turun 5 persen,” ujar Irna.

Baca Juga : Debat Kandidat Pilkada Kabupaten Pandeglang 2020, Ini yang Diharapkan Akademisi UNMA Banten

Paslon Nomor 2, Thoni menyatakan data-data di Pandeglang tentang kematian ibu dan anak sangat mengkhawatirkan. Ini salah satunya faktor lingkungan dan harus ada sanitasi tersedia dengan baik. “Saya kira kalau program box bayi berjalan baik tidak seperti ini. Jadi, bidan desa untuk terus bekerja dan tidak berpolitik," ujar Thoni.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x