Alami Gangguan Jiwa dan Sering Berulah, Pria di Sayar Kota Serang Terpaksa Dipasung Keluarga

- 26 Januari 2021, 06:58 WIB
Petugas Disdukcapil Kota Serang melakukan perekaman KTP terhadap Dulmukti yang dipasung karena alami gangguan kejiwaan, di Sayar, Kota Serang, Senin 25 Januari 2021.
Petugas Disdukcapil Kota Serang melakukan perekaman KTP terhadap Dulmukti yang dipasung karena alami gangguan kejiwaan, di Sayar, Kota Serang, Senin 25 Januari 2021. /M. Hashemi Rafsanjani/
KABAR BANTEN - Seorang warga Kampung Tanjung Ilir, Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Dulmukti dipasung oleh keluarganya.
 
Hal itu dilakukan karena Dulmukti mengalami gangguan jiwa dan kerap melukai istri atau orang di sekitarnya.
 
Istri Dulmukti, Marsiti, tidak mengetahui secara pasti apa penyebab suaminya mengalami gangguan jiwa.
 
 
"Awal mulanya saya tidak tahu persis seperti apa, tapi dia (Dulmukti) sempat minta sesuatu, lalu tiba-tiba memukul saya," kata Marsiti, Senin 25 Januari 2021.
 
Dia mengungkapkan, empat tahun lalu, Dulmukti sempat mengalami kecelakaan di tempat kerjanya. Dia terjatuh dari atas tangga di sebuah peternakan ayam yang mengakibatkan tulang iganya patah.
 
 
"Terus memang enggak lama dia (Dulmukti) mengalami gangguan itu. Bahkan sempat memukul saya," kata Marsiti.
 
Sudah dua tahun Dulmukti dipasung di dalam kamar. Itu dilakukan karena keluarga tak punya biaya untuk berobat.
 
"Sudah sekitar dua tahun dirantai (pasung), sebelumnya juga hanya dikurung saja, tapi suka manjat ke jendela. Karena tidak ada biaya, jadi belum berobat kemana-mana," ujarnya.
 
 
Dalam hati kecilnya, Marsiti tak tega melihat sang suami dipasung di dalam kamar selama bertahun-tahun.
 
"Tapi saya khawatir kalau dia nanti kemana-mana. Bahkan pernah dia ke warung dan mengambil sebagian makanan di warung. Hutang saya sampai Rp 1.500.000 untuk bayar makanan yang diambil," ucapnya.
 
 
Keluarga ingin Dulmukti sembuh dari sakit yang dialaminya. Namun karena keterbatasan biaya keluarganya pun tak mampu membawa dulmukti untuk berobat hingga terpaksa sang anak memasung ayahnya sendiri.
 
"Iya kalau penginnta memang sembuh, tapi saya tidak punya biaya," ujarnya.
 
 
Marsiti mengaku belum pernah mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, karena belum terdata secara sah di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
 
"Belum didata, makanya saya minta didata sama Disdukcapil. Mudah-mudahan bisa didata dan dapat bantuan pengobatan," tuturnya.
 
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Marsiti mengandalkan dari sang anak yang bekerja di kawasan Tangerang.
 
 
"Dari anak, dia (anaknya) kerja jadi office boy di Tangerang. Jadi sehari-hari dia yang nafkahin selama suami saya sakit," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Identitas Penduduk pada Disdukcapil Kota Serang Hendra Permana mengatakan, pihaknya jemput bola untuk melakukan perekaman KTP elektronik terhadap Dulmukti. 
 
"Meski dia mengalami gangguan jiwa, kami tetap harus melayani. Karena ini juga untuk memenuhi hak data kependudukan yang wajib," ucapnya.
 
 
Setelah dilakukan perekaman dan terdaftar, dia pun berharap Dulmukti dapat segera mendapatkan bantuan, baik dari pihak Dinas Sosial (Dinsos), maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang. 
 
"Tentu, pastinya kami juga berharap agar Dinsos dan Dinkes dapat memberikan bantuan dan pengobatan gratis kepada Dulmukti," tuturnya.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x