Network
KABAR BANTEN - Memasuki tahun 2021, pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang terus dikebut pengerjaannya. Hal itu karena pemerintah menargetkan Jalan Tol Serang-Panimbang khususnya ruas Serang-Rangkasbitung dapat beroperasi untuk arus mudik dan balik pada Idul Fitri 1442 Hijriyah.
"Bilamana Jalan Tol Serang-Panimbang di resmikan tahun 2021 ini, maka pada tahun 2022 akan kebanjiran revenue (penerimaan)," ujar Sekretaris Camat Cibadak, Kabupaten Lebak, Nevi Pahlevi, dikutip KabarBanten.com dari akun Facebooknya @Kanda Nevi, Selasa, 2 Februari 2021.
Menurut dia, saat Jalan Tol Serang-Panimbang dioperasikan, Kabupaten Lebak akan kebanjiran penerimaan baik dari sisi pajak maupun investasi. Dari sisi pajak, jalan tol yang berada di wilayah Kabupaten Lebak dikenakan Pajak Daerah sebagaimana Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
"Berapa kira-kira besarannya? bila dihitung melalui pendekatan investasi berarti Nilai Investasi jalan tol kira-kira Rp3 triliun rupiah dikalikan 0,3 persen," ujar Nevi Pahlevi.
Baca Juga : Pulihkan Ekonomi Nasional, Pemerintah Perpanjang Subsidi, Ini Insentif dan Kemudahan Yang Didapat Masyarakat
Berarti potensi pajak dari jenis PBB-P2 Jalan tol sebesar Rp9 miliar rupiah per tahun. Namun itu bukanlah seberapa.
"Yang lebih greget lagi adalah banjir investasi yang terjadi akibat adanya Jalan Tol Serang-Panimbang tersebut. Hitungan saya, bisa 300 persen kali lipat pertumbuhannya," ujar Nevi Pahlevi.
Menurut dia, wilayah yang kebanjiran investasi tidak hanya di wilayah Kecamatan Cibadak saja tetapi semua wilayah di Kabupaten Lebak.
"Oleh karena itu, tantangan bagi Kita semua adalah perubahan-perubahan yang terjadi harus memberikan eksternalitas positif," ujar Nevi Pahlevi.
