Kisah Irjen Pol Rudy Heriyanto, Jarang Bawa Tongkat Komando, Hingga Populer disebut Pendekar Banten

- 5 Februari 2021, 17:36 WIB
Kapolda Banten berfoto bersama pimpinan redaksi Kabar Banten
Kapolda Banten berfoto bersama pimpinan redaksi Kabar Banten /

KABAR BANTEN - Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto kembali menuai perhatian publik, dengan programnya yang diberi nama Pendekar Banten. Program dari singkatan Polisi Empati dan Dekat dengan Rakyat (Pendekar) Banten tersebut, berbagi kisah selama sebulan memimpin jajaran di lingkungan Polda Banten.

Kisah itu diceritakan Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto saat mengunjungi Harian Umum Kabar Banten, Kamis 4 Februari 2021. Dalam kunjungannya itu, dia buka rahasia yang belum diketahui anggota. Salah satunya, menyamar menjadi warga biasa untuk mengawasi kinerja jajarannya.

 “Jadi sebenarnya, saya tahu kelemahan kekurangan Polres ini, Polsek itu. Karena, saya sering jalan tanpa siapa pun (menyamar). Termasuk, saya sering lewat di depan kantor ini (Kabar Banten),” kata Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto.

Baca Juga: Datangi Stasiun Serang, Legislator Ini Minta Disiapkan Gerbong Khusus

Kisah lain yang diceritakan Irjen Pol Rudy Heriyanto adalah soal tongkat komando atau alat yang digunakan sebagai simbol jabatannya sebagai Kapolda Banten. Mantan Kadivkum Mabes Polri tersebut, jarang membawa tongkat komando.

Baca Juga: Pihak RSDP Kabupaten Serang Akan Hubungi Pasien Covid-19 yang Sudah Sembuh, Kenapa?

Dia mengatakan, tongkat komando hanya dibawa dalam kegiatan tertentu yang bersifat formal atau acara resmi atau kebesaran. Namun untuk kegiatan biasa atau sehari-hari, Irjen Pol Rudy Heriyanto tak pernah membawanya.

Baca Juga: Siap-siap, Tilang Elektronik Diberlakukan di Banten, Ini Titiknya

Ditanya alasannya jarang membawa tongkat komando, pengakuan Irjen Pol Rudy Heriyanto ternyata mengejutkan. Tongkat komando yang sebagian banyak orang menilai sebagai simbol prestise, Irjen Pol Rudy Heriyanto justru memilih tak membawa tongkat komando untuk menghindari hubungan kaku antara dirinya dengan masyarakt maupun anggotanya.

Baca Juga: Terungkap! Data Nakes Belum Terhubung Dukcapil, KPK Soroti Pendataan, KPC-PEN Akui Ini

Dia mengungkapkan, tongkat komando lebih banyak ditinggal atau tidak dibawa agar komunikasi yang dibangun tidak kaku. Simbol jabatan tersebut, bisa menjadi pembatas antara dirinya dengan anggota maupun masyarakat dalam berinteraksi.

Baca Juga: Kepala BPBD Pandeglang Tiba-tiba Mundur, Bupati Irna : Kemauan Sendiri tanpa Paksaan

“Saya jarang bawa tongkat komando memang. Supaya komunikasi cair, ngobrol sama anggota juga gak kaku. Apalagi kalau ketemu ulama, para tokoh dan kasepuhan, saya gak bawa tongkat komando. Ya itu, saya tidak mau ada sekat dengan masyarakat,” kata Irjen Pol Rudy Heriyanto.

Baca Juga: Masjid Asmaul Husna Gading Serpong, Dihiasi 99 Nama Allah di Dinding, Hasil Karya Hebat Ridwan Kamil

Kapolda yang kini dikenal dengan istilah Pendekar Banten itu, seolah menganggap tongkat komando merupakan simbol jabatan yang harus pertanggungjawabkan dengan kinerja. Bukan ditunjukan atau sekadar dibawa agar orang tahu jabatannya.

Baca Juga: 5.134 Nakes di Banten Batal Divaksin Covid-19

Namun, dia mengecualikan acara-acara kebesaran atau bersifat formal. Sebab, tongkat komando merupakan alat kelengkapan lainnya.”Kecuali acara formal atau acara kebesaran, harus saya bawa. Karena itu kan alat kelengkapan lainnya dalam pakaian dinas di lingkungan kepolisian,” katanya.

Baca Juga: Mengenal Sertifikat Tanah Elektronik dan Analog, Perbedaan dan Kelebihannya

Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, tongkat komando dijelaskan dalam Pasal 41 tentang kelengkapan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e, antara lain tongkat komando.

Baca Juga: Stay Safe! Positif Covid-19 di Kota Cilegon Capai 40 Kasus Per Hari, 3 Kecamatan Ini Paling Banyak

Selanjutnya di  Pasal 42 disebutkan, tongkat komando sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf a terdiri atas tongkat komando tingkat pusat, tongkat komando tingkat daerah.

 Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Bupati Lebak, Irna Narulita Pamer Produk Lokal, Wow! Pandeglang Ekspor Manggis dan Cabai

Dalam ayat 2 dijelaskan, tongkat komando sebagaimana dimaksud pada ayat 1, digunakan oleh Kapolri dan Pejabat Polri yang ditetapkan dengan Keputusan Kapolri. Untuk diketahui, Polri Irjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho dimutasi menjadi Kapolda Banten.

Baca Juga: Wali Kota Cilegon Pastikan Biaya Pengurusan Jenazah Covid-19 Ditanggung Pemerintah, Ini Syaratnya

Keputusan itu sesuai dengan Surat Telegram bernomor ST/3435/XII/Kep./2020 yang ditandatangani Kapolri Idham Azis pada Kamis 10 Desember 2020. Irjen Pol Rudy Heriyanto, merupakan salah satu perwira tinggi yang memegang tongkat komando bukan jebolan Akademi Kepolisian (Akpol).

Baca Juga: Revitalisasi Banten Lama Apa Kabar?, Wajah Barunya yang Bernuansa Madinah, Ternyata Mirip dengan Masjid Ini

Selain Rudy,ada juga non Akpol yang memegang tongkat komando. Bukan berasal dari Akpol, Rudy justru menyelesaiakan pendidikan melalui Sekolah Perwira Polri pada 1993. Meski non-Akpol, namun karier jenderal bintang dua yang satu ini semakin melesat.***

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah