Ikut Rintis Kemerdekaan Republik Indonesia Bersama Tan Malaka, Dua Pemuda Rangkasbitung Masuk Catatan Sejarah

- 19 Februari 2021, 18:19 WIB
Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar menunjukkan buku Madilog Karya Tan Malaka, Jumat, 19 Februari 2021.
Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar menunjukkan buku Madilog Karya Tan Malaka, Jumat, 19 Februari 2021. /Kabar Banten/Purnama Irawan

Termasuk Tjek Mamad dan Toebagoes Alipan, dua orang pemuda asal Rangkasbitung yang diasuh dan dididik olehnya diajak berdiskusi dan ikut dalam persiapan menjelang kemerdekaan. Bahkan, Iljas Hussein dikabarkan yang menginisiasi penculikan Presiden Soekarno ke Rengasdengklok, Karawang.

"Bahkan, Bung Karno sempat ngomong kalau dirinya meninggal, ia akan menyerahkan jabatannya kepada Tan Malaka," ujar Ubaidillah.

Baca Juga: Gubernur Banten Tugaskan Tim ke Belanda, Dokumen Sejarah Banten Siap Dibawa

Ia mengungkapkan, Tan Malaka dikenal sebagai orang yang gigih dan mengabdikan hidupnya untuk Kemerdekaan Republik Indonesia. Ia yang menggalang bagaimana Republik Indonesia bisa Merdeka.

"Tan Malaka adalah orang pertama yang menyebutkan Republik Indonesia. Orang pertama dengan bukunya 'Naar De Republike Indonesia' sehingga dijuluki sebagai Bapak Republik Indonesia," ujar Ubaidilah.

Pada bulan Maret 1945, kata dia, Tan Malaka juga tercatat dalam sejarah sebagai pemuda yang berani menyela Ir Soekarno saat berpidato di Bayah. Tan Malaka menyela Bung Karno yang saat itu mengatakan harus berkolaborasi dengan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Ia protes dan mengatakan kenapa tidak kita sendiri saja.

"Orang yang berani menyela Bung Karno saat di Bayah ternyata Tan Malaka," ujar Ubaidilah.

Baca Juga: DHD 45-Pemkot Serang Sepakat Gedung Juang Jadi Tempat Wista Sejarah

Saat di Bayah, Tan Malaka yang menggunakan nama samaran Iljas Hussein tidak hanya menjadi juru tulis Perusahaan Tambang Batu Bara, tetapi juga turut melaksanakan kegiatan sosial.

"Tan Malaka membangun sebuah rumah sakit di Cikaret. Sengaja dibangun untuk mengobati orang sakit karena saat itu zamannya romusha. Kemudian, ia juga yang menginisiasi para romusha dimakamkan lebih beradab yakni dimakamkan secara layak. Kemudian bikin kebun sayur dan buah-buahan," ujar Ubaidilah.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah