Melalui konferensi pers di salah satu restoran di Kota Cilegon, Manajer K3 Lingkungan dan Pemeliharaan Sipil PLTU Suralaya, Dony Rafika mengatakan, semburan debu tersebut bermula dari terdeteksinya anomali pada peralatan Induced Draft Fan (IDF).
"Kabel pengatur bukan damper pada IDF diketemukan hampir putus atau rantas," katanya.
Untuk menangani masalah tersebut, kata Dony, pihaknya harus melakukan penanganan cepat. Karena jika kabel terputus maka akan mengakibatkan semburan sisa pembakaran batubara yang luar biasa.
"Karena persoalan rantas tersebut, ini akan potensi loss. Efeknya udara mengalir deras keluar, seperti knalpot tanpa saringan," ujarnya.
Ada sejumlah pilihan yang muncul saat itu. Pada akhirnya, pihaknya memutuskan untuk melakukan perbaikan secara manual, namun tetap dalam kondisi beroperasi.
"Ada opsi shutdown, tapi listrik Jawa-Bali akan terganggu. Maka kami putuskan untuk melakukan perbaikan dalam kondisi beroperasi," tuturnya.
Baca Juga: Melongok Golok Raksasa Buah Karya Abah Jamhari, Kini Jadi Koleksi di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon
Sayangnya, saat perbaikan dilakukan, terjadi sebuah peristiwa kejut. Dimana hal tersebut menyebabkan hembusan udara kencang melebihi batas ESP.
"Gara-gara itu, flying ash keluar dari cerobong asap," ucapnya.