Misteri Hujan Debu 30 Menit di Suralaya Terungkap, Manajemen PLTU Suralaya Blak-blakan, Ini Yang Disampaikan

- 23 Februari 2021, 20:37 WIB
Manajer Humas Keamanan dan SDM PT Indonesia Power Unit 1-7 PLTU Suralaya, Tutang Sodikin (kiri), Manajer K3 Lingkungan dan Pemeliharaan Sipil PLTU Suralaya, Dony Rafika (tengah), serta Humas PT Indonesia Power Unit 1-7 PLTU Suralaya, Afrizal Effendi, saat memberikan keterangan pers terkait hujan debu di Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, di salah satu restoran di Kota Cilegon, Selasa, 23 Februari 2021.
Manajer Humas Keamanan dan SDM PT Indonesia Power Unit 1-7 PLTU Suralaya, Tutang Sodikin (kiri), Manajer K3 Lingkungan dan Pemeliharaan Sipil PLTU Suralaya, Dony Rafika (tengah), serta Humas PT Indonesia Power Unit 1-7 PLTU Suralaya, Afrizal Effendi, saat memberikan keterangan pers terkait hujan debu di Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, di salah satu restoran di Kota Cilegon, Selasa, 23 Februari 2021. /Kabar Banten/Sigit Angki Nugraha

Melalui konferensi pers di salah satu restoran di Kota Cilegon, Manajer K3 Lingkungan dan Pemeliharaan Sipil PLTU Suralaya, Dony Rafika mengatakan, semburan debu tersebut bermula dari terdeteksinya anomali pada peralatan Induced Draft Fan (IDF).

"Kabel pengatur bukan damper pada IDF diketemukan hampir putus atau rantas," katanya.

Baca Juga: Kota Cilegon Rawan Bencana, BPBD Catat 56 Kali Terjadi di 2020, Tertinggi Bikin Permukiman Warga Luluh Lantak

Untuk menangani masalah tersebut, kata Dony, pihaknya harus melakukan penanganan cepat. Karena jika kabel terputus maka akan mengakibatkan semburan sisa pembakaran batubara yang luar biasa.

"Karena persoalan rantas tersebut, ini akan potensi loss. Efeknya udara mengalir deras keluar, seperti knalpot tanpa saringan," ujarnya.

Ada sejumlah pilihan yang muncul saat itu. Pada akhirnya, pihaknya memutuskan untuk melakukan perbaikan secara manual, namun tetap dalam kondisi beroperasi.

"Ada opsi shutdown, tapi listrik Jawa-Bali akan terganggu. Maka kami putuskan untuk melakukan perbaikan dalam kondisi beroperasi," tuturnya.

Baca Juga: Melongok Golok Raksasa Buah Karya Abah Jamhari, Kini Jadi Koleksi di Rumah Dinas Wali Kota Cilegon

Sayangnya, saat perbaikan dilakukan, terjadi sebuah peristiwa kejut. Dimana hal tersebut menyebabkan hembusan udara kencang melebihi batas ESP.

"Gara-gara itu, flying ash keluar dari cerobong asap," ucapnya.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x