Pesantren di Banten Cegah Klaster Baru Penyebaran Covid-19

- 23 Februari 2021, 22:29 WIB
Santri di Pesantren Daar El Istiqomah menerapkan protokol kesehatan.
Santri di Pesantren Daar El Istiqomah menerapkan protokol kesehatan. /Dok. Pesantren Daar El Istiqomah/

KABAR BANTEN – Sekjen Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten H Fadlullah mengatakan pesantren di Banten menerapkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Hal itu dilakukan agar pesantren di Banten tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19, seperti yang terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Sebagaimana diketahui, dalam keterangan pers, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pesantren menjadi klaster baru, dalam penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.  Klaster pesantren tersebut saat ini terjadi di Kuningan.

Menyikapi munculnya klaster baru Covid-19 di pesanten Jawa Barat, Fadlullah meminta pesantren di Provinsi Banten harus waspada.

Baca Juga: Beredar, SE Kemensos Tutup Santunan Covid-19, Dinsos Kota Cilegon Pasrah

Fadlullah menjelaskan sejak tahun baru 2020-2021 pesantren di Banten telah menerapkan karantina mandiri yakni pola karantina yang dilakukan terbatas dan diselenggarakan secara mandiri oleh pesantren.

“Karantina mandiri ini dalam konteks sekarang seperti Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro, karena pesantren merupakan sub kultur dari masyarakat luas,” kata Fadlullah, Selasa 23 Februari 2021.

Selain karantina mandiri, kata dia, pesantren di Banten juga telah melaksanakan rapid test  kepada para santri sebagai tindakan preventif saat masuk ke pesantren.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua di Kota Tangerang, 26 Ribu Warga Segera Divaksin, Berikut Sasarannya

Ia menjelaskan  setelah dilakukan karantina mandiri selama 14 hari  dan tidak ada kasus Covid-19, santri sudah bebas berinteraksi. Karantina khusus juga diterapkan untuk pengurus atau ustaz di pesantren yang melakukan kunjungan ke luar.

Sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19, kata Fadlullah, pesantren telah meniadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Sudah tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang luar termasuk orang tua. Ini bentuk preventif terhadap penyebaran Covid-19,” katanya.

Berkenaan dengan program vaksinasi Covid-19, Fadlullah meminta pemerintah memasukkan pesantren dalam kelompok khusus. “Vaksinasi kan datanya berdasarkan data kependudukan. Sementara santri data menginduk ke orang tuanya masing-masing,” katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Masih Terus Bertambah, RSDP Tambah Ruangan Lagi, Tempat Ini yang Digunakan

Fadlullah mengatakan untuk meminimalisasi terpaparnya para santri di lingkungan pesantren protokol kesehatan sangat ditekankan yakni dengan budaya 5 M yaitu, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan atau handzenitaiser, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas yang tidak penting.

Fadlullah mengatakan perlu kerjasama yang baik untuk perubahan prilaku agar ponpes tidak menjadi klaster baru.

Upaya pemerintah melakukan vaksinasi merupakan langkah pencegahan yang baik, namun perlu juga memberikan edukasi yang menyeluruh kepada mayarakat, sehingga masyarakat tidak ragu lagi dalam menerima vaksin dan perlu percepatan vaksinasi terhadap masyarakat umum.

Baca Juga: Kantor Bupati Lebak 'Lockdown' Lima Hari, Ini Gara-garanya

Selain itu diharapkan pemerintah mampu membuat vaksin sendiri tanpa harus mengandalkan vaksin dari luar negeri.

Langkah pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantrean, perlu diperhatikan kebersihan lingkungan pesantren. Mulai dari kebersihan kamar tidur, peralatan makan, dan juga peralatan beribadah perlu dipastikan higienis dan tidak dipakai bergantian, penekanan bagi santri yang mengalami gejala ringan segera melapor ke pengelola pesantren untuk segera mendapat tindakan cepat.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x