Waspadai Aksi Terorisme Jelang Ramadan, HMI Badko Jabodetabeka-Banten Harap Polri Lakukan Hal Ini

- 10 April 2021, 13:27 WIB
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono saat lakukan Rapat Koordinasi pengamanan idul fitri lintas sektoral
Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono saat lakukan Rapat Koordinasi pengamanan idul fitri lintas sektoral /humas.polri.go.id

KABAR BANTEN – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono tindaklanjuti kebijakan peniadaan mudik lebaran 2021 dengan menyiapkan sejumlah rencana keamanan untuk masyarakat.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektoral bidang operasional terkait pengamanan Idul Fitri 1442 hijriah/2021 masehi, pada Kamis 8 April 2021 lalu, terdapat beberapa point penting yang disoroti Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono, selain penyebaran Covid-19, tindakan aksi terorsime yang terjadi belakangan juga menjadi titik fokus pengamanan.

Dalam pelaksanaannya, Kakorlantas Istiono meminta jajaran untuk meningkatkan pengamanan pada 26 April hingga 5 Mei dan pada 6 17 Mei 2021.

Baca Juga: Kapolri 'Pulang Kampung' ke Banten, Puluhan Orang Jalani Tes Swab

Dilansir Kabar Banten dari laman humas.polri.go.id, dalam Rakor yang digelar di Grand Opus Tribrata Jaksel, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan bahwa dalam pengamanan Idul Fitri kali ini berbeda dengan sebelumnya karena dihadapkan dengan pandemi Covid-19.

Selain itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono juga mewaspadai akan aksi terorisme yang kemungkinan bisa saja terjadi di bulan ramadan yang tinggal menghitung hari.

“Sebuah tantangan tersendiri bagi kita yang menjadi poin penting dan harus menjadi perhatian kita bersama adalah memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat menjelang, pada saat dan pasca Idul Fitri,” katanya.

Baca Juga: Sambut Bulan Ramadan, Santri Abuya Muhtadi Jalankan Tradisi Ngaliweut dan Ngaji Kitab Kuning

“Termasuk pengamanan terhadap semua dinamika efektifitas masyarakat, guna meminimalisasi terjadinya gangguan kamtibmas dan kamseltibcarlantas serta penyebaran Covid-19,” tuturnya menambahkan.

Selain itu, Kakorlantas Istiono juga menginginkan semua anggota di lapangan dapat mengantisipasi tindak kejahatan jalanan serta melakukan pengamanan kegiatan masyarakat selama bulan Ramadan dan Idul fitri.

“Lakukan antisipasi aksi terorisme dan tingkatkan kewaspadaan dari segala kemungkinan dan lakukan tindakan tegas dan terukur,”katanya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini: Scorpio Butuh Penyegaran, Capricorn Perlu Penegasan Komitmen

“Lakukan pengamanan secara maksimal yang menjadi pusat kegiatan masyakarakat seperti rumah ibadah, pusat belanja dan tempat wisata agar masyarakat merasa aman,” ujanya menambahkan.

Merespon hal tersebut, Wasekum Eksternal HMI Jabodetabeka-Banten Aliga Abdillah turut menyoroti peranan Polri dalam penanganan aksi tindakan terorisme di Indonesia termasuk kewaspadaan jelang Ramadan ini.

Aliga Abdillah menjelaskan, bahwa dalam menangangi aksi terorisme, Polri harus dapat berdiskusi dan mendalami filsafat pemikiran para teroris.

Baca Juga: Jelang Puasa Ramadan, Masjid Agung Banten Lama dan Masjid Keramat Luar Batang Ramai Dikunjungi Peziarah

Oleh karenanya, Aliga Abdillah meminta Polri untuk menunjukkan citra polisi yang cerdas dan mampu mengimbangi pikiran para pelaku karena hanya dengan dialog yang setara, agenda doktrinasi terorisme bisa dilawan.

“Terorisme yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia kian jelas menjadi momok bagi peradaban modern. Sifat tindakan, pelaku, tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta dicapai, target-target serta metode terorisme kini semakin luas dan bervariasi,” ujarnya.

Aliga menjelaskan, teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa, melainkan sudah menjadi kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Nobu, Setelah 10 Detik Bertatap-tatapan, Ngaku dan Bilang Suka Jessica Iskandar

Aksi-aksi terorisme yang belakangan terjadi tentunya telah membangkitkan perasaan teror terhadap masyarakat karena seringkali memakan korban dan ditujukan ke masyarakat.

“Terorisme kali ini digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, tidak menentu serta menciptakan ketidak percayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat untuk mentaati kehendak pelaku teror,” ungkapnya.

Baca Juga: Kalahkan PSIS Semarang di Babak 8 Besar, PSM Makassar Lolos ke Babak Semi Final Piala Menpora 2021

Lebih lanjut, Aliga menerangkan, terorisme yang kerap kali nampak dengan mengatasnamakan agama patut menjadi perhatian, agar tidak keliru dalam menafsirkan dan mendefinisikan makna dari aksi terorisme tersebut.

“Mereka para pelaku bom bunuh diri tentunya telah didoktrin sedemikian rupa sehingga berani merelakan nyawanya,” kata Aliga menejelaskan.

Oleh karenanya, selain Polri harus menunjukkan citra cerdas dalam mengimbangi pemikiran para pelaku teror, sebagai pengayom masyarakat, Aliga juga mengharapkan Polri dapat mendalami sebab-sebab yang menjadi motif pelaku dalam melakukan aksi teror, proses pengidentifikasian yang mendalam, serta Polri harus mampu melawan kontra-narasi terhadap bibit-bibit terorisme.***

Editor: Yomanti

Sumber: humas.polri.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x