Mengenal Suku Baduy yang Hidup Berdampingan dengan Alam di Tengah Arus Modernisasi

- 23 Juni 2021, 12:01 WIB
Sebanyak 8 warga Suku Baduy berjalan kaki sejauh 86 kilo menjalankan ritual Seba Baduy untuk menemui Ibu Gede , Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Jumat, 21 Mei 2021.
Sebanyak 8 warga Suku Baduy berjalan kaki sejauh 86 kilo menjalankan ritual Seba Baduy untuk menemui Ibu Gede , Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Jumat, 21 Mei 2021. /Purnama Irawan/Kabar Banten

 

KABAR BANTEN - Masyarakat Suku Baduy merupakan sebuah masyarakat adat yang terketak di Provinsi Banten, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Dilansir Kabar-Banten dari Jurnal Pendidikan Sosiologi (SOSIETAS) Untirta tahun 2020, masyarakat Suku Baduy  senang jika disebut Urang Kanekes (orang Kanekes).

Masyarakat Suku Baduy sangat menjaga alam dan bisa hidup berdampingan dengan alam.

Di Desa ini Baduy terbagi menjadi dua kelompok besar yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy Dalam terdapat 3 Kampung yakni Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik. Sedangkan di Baduy Luar terdiri dari 55 kampung.

Baca Juga: Ingin Melamar Gadis Baduy? Ketahui Dahulu Prosesi Adatnya

Suku Baduy memegang erat teguh pikukuh (aturan) adat yang menjadi falsafah hifup masyarakatnya.

Masyarakat Baduy hidup berdampingan dengan alam. dan mengikuti pikukuh yang ada dalam adat.

Sebagian pikukuh tersebut yakni lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung) yang berarti masyarakat suku Baduy tidak diperbolehkan mengubah sesuatu yang telah ada didalamnya dan masyarakat harus menerima apa adanya.

Baca Juga: Peserta Seba Baduy 2021 Dibatasi, Bupati Lebak: Cegah Suku Baduy Tertular Covid-19

Dengan memegang teguh pikukuh hingga kini, masyarakat Baduy masih bersahaja dengan kelestarian alamnya. Dalam kehidupan yang nersahaja didapat tiga hal utama dalam keseharian mereka yakni kesederhanaan, bersahabat dengan alam dan spirit kemandirian

Mereka sangat pantang terhadap kehidupan modern.

Tetapi tidak seluruh masyarakat Baduy masih memegang teguh pikikih tersebut, yang masih memegang teguh pikukuh adalah masyarakat Baduy dalam.

Baca Juga: Jalankan Seba Baduy, Warga Suku Baduy Jalan Kaki Sejauh 86 Kilo

Hal inilah yang membedakan Baduy Dalam dengan Baduy Luar. Baduy Luar sudah bisa menerima dan hidup dengan kehidupan modern.

Meski keduanya memiliki perbedaan Baduy Luar dan Baduy Dalam masih sama-sama dalam satu pimpinan tertinggi yakni Puun yang mengatur semua aspek kehidupan yang dipercaya memiliki hubungan dengan leluhurnya (karuhun) .

Terdapat juga jaro pamarentah yang menjadi penanggung jawab sistem pemerintahan. Sehingga masyarakat Baduy memiliki dua sistem pemerintahan yaitu Adat dan Nasional. Lebih jelasnya Puun berurusan dengan yang gaib dan Jaro pamarentah berurusan pada hal yang duniawi.

Baca Juga: Seba Baduy Dinobatkan sebagai Festival Pariwisata Terpopuler Nasional

Masyarakat Baduy sangat arif dalam menjaga kelestarian alam. Tidak heran jika mereka bisa hidup secara berdampingan dengan alam. Hutan merupakan komponen paling penting bagi masyarakat Baduy.

Hutan di Baduy dibagi menjadi tiga seperti leweung kolot (hutan tua), leuweng reuma (hutan ladang) dan leuweng lembur (hutan kampung).***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x