Sehingga, dipilihlah nama Dogdog Lojor, sebagai nama kesenian tradisional tersebut.
Instrumen ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat Banten Selatan seperti Seren Taun atau Ruwatan.
Tabuhan Dogdog lojor dibawakan oleh sejumlah pemain secara riang gembira sebagai wujud rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, Warga Suku Baduy Selalu Konsumsi Minuman Ini
Salah satu variasi pengembangan fungsi instrumen ini terwujud dengan adanya prosesi ngadu dogdog.
Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain Dogdog Lojor dan Angklung yang saling berhadapan dan mengadu ketangkasannya.
Masing-masing berupaya memukul dogdog milik lawannya. Adu ketangkasan ini dibungkus dengan gaya jenaka sehingga menjadi tontonan yang menghibur para penonton.
Biasanya, untuk menambah meriah dan keindahan musik yang dihasilkan permainan Dogdog Lojor ini akan dibarengi dengan permainan angklung oleh kedua kelompok yang saling beradu.
Baca Juga: Mengenal Suku Baduy yang Hidup Berdampingan dengan Alam di Tengah Arus Modernisasi
Suasana pun akan menjadi semakin meriah dengan tingkah para pemainnya yang seringkali mengocok perut, dan mampu memecah tawa para penontonnya.