Mengenal Dogdog Lojor, Instrumen Musik Khas Suku Baduy di Kabupaten Lebak Banten

- 9 Juli 2021, 19:53 WIB
Masyarakat Banten Selatan saat memainkan alat musik Dogdog Lojor Suku Baduy Kabupaten Lebak, Banten.
Masyarakat Banten Selatan saat memainkan alat musik Dogdog Lojor Suku Baduy Kabupaten Lebak, Banten. /Tangkapan layar Facebook Bantensite

KABAR BANTEN – Salah satu instrumen musik khas daerah Kabupaten Lebak Banten adalah Dogdog Lojor Suku Baduy.

Dogdog Lojor merupakan salah satu aktivitas seni yang dilakukan oleh masyarakat Suku Baduy Kabupaten Lebak, Banten.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Dogdog Lojor hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat Suku Baduy yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Lewi Damar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Nama Dogdog Lojor diberikan karena terfokus, pada tiga alat musik tetabuhan dalam kesenian tersebut.

Tiga alat musik tersebut oleh masyarakat Suku Baduy sebenarnya bukan bernama Dogdog Lojor, tetapi bernama Bedug, Talingtit dan Ketug.

Baca Juga: Mengenal Pakaian Tradisional Suku Baduy Dalam, Jamang Kurung Ini Ketentuan Pembuatannya

Penamaan Dogdog pada instrumen ini dimainkan dengan cara ditabuh, sehingga mengeluarkan bunyi ‘dog… dog…’.

Sedangkan Lojor berarti panjang. Sebuah nama yang diambil dari ukuran peralatan seni tradisional tersebut yang memiliki panjang sekitar 50 hingga 60 sentimeter.

Penamaan Dogdog Lojor disebabkan karena sejumlah alat tersebut digunakan juga dalam seni Angklung di Jawa Barat.

Sehingga, dipilihlah nama Dogdog Lojor, sebagai nama kesenian tradisional tersebut.

Instrumen ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat Banten Selatan seperti Seren Taun atau Ruwatan.

Tabuhan Dogdog lojor dibawakan oleh sejumlah pemain secara riang gembira sebagai wujud rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, Warga Suku Baduy Selalu Konsumsi Minuman Ini

Salah satu variasi pengembangan fungsi instrumen ini terwujud dengan adanya prosesi ngadu dogdog.

Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain Dogdog Lojor dan Angklung yang saling berhadapan dan mengadu ketangkasannya.

Masing-masing berupaya memukul dogdog milik lawannya. Adu ketangkasan ini dibungkus dengan gaya jenaka sehingga menjadi tontonan yang menghibur para penonton.

Biasanya, untuk menambah meriah dan keindahan musik yang dihasilkan permainan Dogdog Lojor ini akan dibarengi dengan permainan angklung oleh kedua kelompok yang saling beradu.

Baca Juga: Mengenal Suku Baduy yang Hidup Berdampingan dengan Alam di Tengah Arus Modernisasi

Suasana pun akan menjadi semakin meriah dengan tingkah para pemainnya yang seringkali mengocok perut, dan mampu memecah tawa para penontonnya.

Busana yang digunakan dalam pertunjukan didominasi oleh warna hitam. Hal ini merupakan, sebuah cerminan kepercayaan masyarakat baduy, terhadap warna hitam Yaitu, sebagai simbol bumi dan warna putih sebagai simbol langit.

Selain busana. Para pemain juga mengenakan iket, kain sarung, dan koja, serta tanpa alas kaki.

Pertunjukan terbagi kedalam tiga tahap. Yaitu, tahap sebelum, tahap pelaksanaan, dan tahap setelah pertunjukan Dogdog Lojor berakhir.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Kebudayaan.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah