Selama PPKM di Kota Serang, Tumpukan Sampah Beralih ke Perumahan

- 23 Juli 2021, 09:51 WIB
Sampah yang berserakan di salah satu kampung di Kecamatan Kasemen, tumpukan sampah kini beralih ke perumahan di Kota Serang sejak PPKM.
Sampah yang berserakan di salah satu kampung di Kecamatan Kasemen, tumpukan sampah kini beralih ke perumahan di Kota Serang sejak PPKM. /Rizki Putri/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Tumpukan sampah di Kota Serang saat ini sudah beralih, yang tadinya menumpuk di restoran dan mal kini beralih ke perumahan-perumahan.

Beralihnya tumpukan sampah itu merupakan dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku mulai awal Juli lalu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Ipiyanto mengatakan, sebelum penerapan PPKM Darurat, tumpukan sampah paling banyak berada di restoran dan mal.

Baca Juga: Simak, Inilah 5 Alasan Gemini Tidak Disukai Orang Lain Menurut Astrologi

Namun setelah PPKM Darurat diberlakukan tumpukan sampah beralih ke perumahan.

"Terkait sampah di masa PPKM Darurat ada sedikit perbedaan, yakni sampah yang berserakan kini pindah ke perumahan," katanya, Kamis 22 Juli 2021.

Penyebabnya, kata dia, disebabkan oleh kebijakan PPKM Darurat yang tidak diperkenankan untuk melayani makan ditempat bagi pedagang ataupun pelaku usaha.

Baca Juga: PSG Bertabur Bintang, Skuad Les Parisiens Makin Menakutkan?

Sehingga masyarakat lebih banyak memesan makan melalui dalam jaringan (Daring) atau online.

"Banyak pola yang berubah selama PPKM Darurat ini, termasuk pola makan yang biasanya banyak makan di mal atau restoran kini memesan dengan cara online," ujarnya.

Sampah paling banyak berada di wilayah yang padat penduduk, seperti Kecamatan Serang, dan Cipocok Jaya.

Baca Juga: Pemerintah Gencar Vaksinasi, Birokrasi Dinilai Persulit Rakyat, Netizen Pertanyakan Faedah e-KTP

"Di Kecamatan Kasemen juga cukup banyak tapi tidak lebih banyak dari (Kecamatan) Serang dan Cipocok Jaya," ucapnya.

Tak hanya itu, karena terlalu banyak sampah di perumahan dan perkampungan, banyak masyarakat yang meminta permohonan pengadaan gerobak sampah.

"Sampai saat ini sudah ada sepuluh perwakilan warga atas inisiatif lurah atau RT. Ini menunjukkan bahwa kondisi sampah di perumahan sudah mulai penuh," tuturnya.

Baca Juga: BSU Rp1 Juta Siap Dikucurkan untuk Buruh Tiga Daerah di Banten, Persiapkan Persyaratan Sekarang!

Namun sayangnya, DLH belum bisa memberikan bantuan, karena belum menganggarkan yang bersifat bantuan bagi masyarakat.

"Yang jadi persoalan kebutuhan gerobak itu penunjang tugas kami, itu akan kami konsultasikan apakah DLH boleh menyediakan bagi masyarakat,"

"Kami tidak tahu harus berbuat apa, karena belum menganggarkan untuk kegiatan yang bersifat bantuan masyarakat," ucap Ipiyanto menambahkan.

Baca Juga: Digunakan Pria Pantau Perempuan, Aplikasi Ini Kontroversi di Arab Saudi

Sementara itu, terkait volume sampah di masa PPKM Darurat tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Paling tidak perbedaannya hanya sekitar sepuluh sampai dua puluh ton sampah.

"Kalau jumlah sampah kenaikannya, kalau biasa kita bisa mengangkut 400 ton perhari, kenaikan (PPKM darurat) sekitar 10 sampai 20 ton yang bisa kami angkut tidak terlalu besar," katanya.

Baca Juga: Cilegon Berduka, Inspektur Pemkot Cilegon Epud Saefudin Wafat

Wali Kota Serang Syafrudin mengaku tingkat kesadaran terhadap sampah di Kota Serang masih rendah. Hal itu dapat dilihat masih banyaknya sampah yang berserakan.

"Permasalahan di Kota Serang itu salah satunya sampah, maka saya harap masyarakat bisa lebih sadar terhadap sampah," tutur dia. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah