Baca Juga: Tes Swab di Pasar Rangkasbitung, 5 Pengunjung dan Pedagang Positif Covid-19
Namun setelah pemberlakuan PPKM darurat, omset para pedagang anjlok hingga 95 persen, ini katanya sangat mengkhawatirkan.
“Sebelum ada covid, kami hitung omset rata-rata Rp800 ribu sampai Rp 1,5 juta perhari. Lalu sekarang ini, penurunannya sampai 90-95 persen,” tuturnya.
Selain memasak batu, para pedagang pun memasang kain putih juga mengenakan baju hitam, ini melambangkan kondisi mereka yang karut marut.
"Kain putih yang kami bentangkan, pertanda kami sudah menyerah. Tidak ada lagi pedagang yang bisa berjualan," ucapnya.
"Sementara baju hitam yang kami kenakan, pertanda jika kami betul-betul berduka dengan adanya perpanjangan PPKM ini," tambahnya.
Irfan pun mengatakan jika bantuan berupa beras dan uang sebesar Rp300 ribu, tidaklah cukup untuk membantu masyarakat selama PPKM.
Baca Juga: Sambut Kemerdekaan RI, Pemdes Kanekes: Semoga PPKM Tidak Diperpanjang
Terlebih, masih ada warga yang tidak tersalurkan bantuan tersebut, dalam arti kata program bantuan pemerintah tidak tersalurkan secara merata.
"Di lapangan masih ada teman-teman yang tidak mendapatkan perhatian. Kami juga sudah sampaikan ini kepada Pak Wali Kota," katanya.