Network
KABAR BANTEN - Suku Baduy adalah salah satu masyarakat adat yang dimiliki Indonesia yang berasal dari tanah Banten.
Suku Baduy ini, bermukim di wilayah Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Sebagai salah satu etnis yang dimiliki Indonesia khususnya Banten, banyak keunikan yang dimiliki Suku Baduy.
Bahkan, dari adat istiadat atau kebiasaan kesehariannya, banyak yang patut dicontoh dari Suku Baduy dalam menjalani kehidupan.
Sebagaimana diketahui, Suku Baduy ini merupakan satu-satunya kelompok masyarakat asli Lebak Banten, yang selalu memegang teguh nilai dan tradisi para nenek moyangnya.
Tanpa harus berpendidikan tinggi, dalam kesehariannya Suku Baduy ini layaknya seseorang yang berpendidikan tinggi, begitu luar biasanya menjaga alam dan tempat tinggalnya.
Baca Juga: Memes Prameswari Ungkap Hubungannya dengan Billy Syahputra, Sampai Muncul Dukungan Bilmes
Begitu cintanya terhadap alam dan tak ingin alam di rusak, oleh karenanya Suku Baduy ini menolak pembangunan di daerahnya.
Berbicara mengenai Suku Baduy, sebagaimana dikenal luas di masyarakat, Suku Baduy ini terbagi dua yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Banyak orang yang mengira, Suku Baduy hanya memiliki 2 kelompok, tetapi sebenernya Suku Baduy terbagi menjadi 3 kelompok.
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman journals.ums.ac.id, sebenarnya, Suku Baduy ini terbagi menjadi 3 kelompok.
Baca Juga: Waspada! Penipuan Berkedok Pinjol Lewat Link Prakerja
Ketiga kelompok tersebut yakni tangtu, panamping, dan dangka.
Kelompok tangtu sendiri, biasa dikenal dengan sebutan Baduy Dalam.
Sementara untuk kelompok panamping dan dangka, biasanya dikenal dengan sebutan Baduy Luar.
Lebih lanjut, diinformasikan dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kelompok Baduy Tangtu (dalam)ini, permukimannya menempati daerah sebelah selatan yakni Kampung Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik.
Baca Juga: Sinopsis Film Epik Sejarah Indonesia Soegija, Curahan Renungan Kemanusiaan dari Pahlawan Nasional
Adapun wilayah Baduy Panamping (luar) , tempat permukimannya berada di wilayah sebelah timur, barat, dan utara yang terdiri dari 56 kampung.
Sementara untuk kelompok Baduy Dangka (luar), tempat permukimannya berada di luar Desa Kanekes.
Namun demikian, meski tempat bermukimnya di luar Desa Kanekes, kelompok Baduy Dangka (luar) merupakan pendukung budaya dan juga keturunan Baduy.
Sehingga, mereka pun tidak kehilangan statusnya sebagai orang Baduy karena masih terlibat dalam kegiatan adat di Baduy.
Bahkan, disebutkan bahwa para pemimpin di Baduy Dangka (luar), dalam berbagai pengambilan keputusan di Baduy sendiri, selalu dilibatkan.
Oleh karenanya, kelompok Baduy Dangka (luar) merupakan kelompok yang benar-benar diperhitungkan, yang berperan sebagai buffer atau penyeimbang sekaligus filter dari masyarakat luar sebelum memasuki kawasan Baduy.
Adapun, untuk mata pencahariannya sendiri, secara umum, utamanya Suku Baduy berprofesi sebagai petani.
Adapun sampingannya, setiap kelompok Suku Baduy berbeda.
Untuk Baduy Tangtu (dalam), mata pencaharian sampingannya yakni sebagai penyadap nira, dan juga membuat kerajinan seperti anyaman ataupun rajutan.
Baca Juga: Jadwal Tayang dan Spoiler Drama Korea The Road: The Tragedy of One Episode 7
Untuk Baduy Panamping (luar), mata pencaharian sampingannya antara lain sebagai pembuat gula aren, menemun kain khas Suku Baduy, membuat kerajinan anyaman atau rajutan, berjualan makanan dan minuman ringan, benang, dan main batik Baduy, dan lainnya.
Selain yang disebutkan diatas, dalam mata pencaharian sampingannya, bahkan ada juga Baduy Panamping (luar) yang menawarkan jasa yakni merintis menjadi pemandu wisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Baduy.
Demikian perbedaan-perbedaan dari ketiga kelompok Suku Baduy yang lebih dikenal dengan sebutan Baduy dalam dan Baduy luar.***
