Bahkan, bahan yang digunakan untuk membuat uang pecahan 100 rupiah ini berbeda dengan uang pecahan lainnya yang berbahan kayu sawo, uang 100 rupiah ini terbuat dari bahan timah.
Namun, berhubung adanya Agresi Belanda ke Banten yang lambat laut mengganggu pergerakan uang Banten, pecahan 100 rupiah ini belum sempat beredar.
Baca Juga: Mengenal Pencak Silat, Perkembangannya Banyak Dipengaruhi Ulama, Begini Ragam Jurusnya di Banten
Salah satu yang menghambat peredaran uang pecahan 100 rupiah, yakni Belanda melakukan perusakan terhadap klise pecahan 100 rupiah.
Bahkan, tak lama kemudian Belanda pun membekukan dan melarang peredaran Uang Republik Indonesia Daerah Banten atau URIDAB.
Namun, meski demikian tentu kita harus bangga, karena Banten merupakan salah satu daerah terpilih yang diberikan wewenang oleh pemerintah pusat untuk mencetak uang.
Baca Juga: Pengendara Keluhkan Jalanan Macet Akibat Pekerjaan Gorong-gorong di Penancangan
Selain itu dengan adanya uang kertas yang mampu di cetak oleh warga Asli Banten, tentu hal itu menunjukkan begitu istimewa dan luar biasanya Banten.
Bahkan, bentuk dari pecahan uang rupiah yang berhasil di buat dan di cetak di Banten itu begitu menakjubkan.
Segala detailnya diperhitungkan secara matang dengan nilai artistik yang tinggi mulai dari pemilihan bentuk, warna, hingga muatan gambar pada pecahan uang rupiah pun yang yang menampilkan ragam pesona Bumi Sultan.