"Apalagi beberapa daerah penghasil cabai juga terganggu dengan letusan gunung (semeru), sehingga menghambat suplai ke Kota Serang dan daerah lainnya," ujarnya.
Tak hanya itu, Wasis menuturkan, pihaknya juga mencoba untuk meminta bantuan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait persoalan minyak goreng dan sejumlah ketersediaan pangan.
"Ternyata memang secara nasional, untuk minyak goreng ketersediaannya cukup, namun harganya cukup mahal," katanya.
Di lain tempat, seorang pedagang sayur keliling, Amin mengaku cukup kesulitan mencari cabai rawit merah di pasar.
Sekali pun ada, harganya cukup mahal dan sedikit agak layu. "Memang agak susah sekarang, kalau pun ada kadang suka agak layu enggak fresh, dan mahal sekilo itu sudah Rp100 ribuan," ujarnya.
Namun, kata dia, saat ini yang banyak tersedia di pasar adalah cabai rawit hijau, namun untuk rasa tidak terlalu pedas. Sehingga, jarang diminati oleh para pembelinya, dan sering kali terbuang karena busuk.
Baca Juga: Di Kota Serang, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum bisa Dilakukan Vaksinasi, Ini Penyebabnya
"Sekarang itu banyaknya cabai rawit hijau cengek, tapi kan emang enggak pedas. Makanya suka kebuang karena jarang ada yang beli," ucapnya. ***