KABAR BANTEN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten terkait ancaman potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami 8,28 meter melanda Pelabuhan Merak Banten Kota Cilegon.
Peringatan BMKG terkait potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami 8,28 meter melanda Pelabuhan Merak Banten, Kota Cilegon tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dalam keterangan pers BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa gempa bumi dan tsunami berpotensi menghantam wilayah Banten.
Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami adalah Kota Cilegon.
"Letak Kota Cilegon yang berada di ujung barat pulau Jawa, di tepi Selat Sunda selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami," ungkap Dwikorita Karnawati usai audiensi dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim di Rumah Dinas Gubernur Banten, baru-baru ini, seperti dikutip Kabar Banten dari laman bmkg.go.id, Minggu 13 Februari 2022.
Dwikorita menerangkan, sekurang-kurangnya terdapat 4 sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut yaitu Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami.
Kemudian, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, dan Gunung Anak Krakatau yang mana jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, lanjut Dwikorita, jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi kekuatan gempa hingga mencapai magnitudo 8,7.