PAKBOY : Tetangga Kiri Kanan Meninggal, Selly Ditinggal Suami Sendirian, Endingnya Pilih Cerai

- 18 April 2022, 17:17 WIB
Ilustrasi PAKBOY. Selly ditinggal sendirian di rumah tanpa Pak Boy.
Ilustrasi PAKBOY. Selly ditinggal sendirian di rumah tanpa Pak Boy. /Kabar Banten/Sigit Angki Nugraha

KABAR BANTEN – PAKBOY, harapan Selly untuk bisa mempertahankan pernikahannya dengan Pak Boy berakhir pupus.

Kesabarannya menjalani rumah tangga dengan ekonomi pas-pasan telah habis, Selly kibarkan bendera putih.

Ia pun jengah karena sering ditinggal suami sendirian di rumah, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya, lalu melayangkan gugatan cerai untuk Pak Boy.

Perceraian pasangan asal Tangerang ini tercatat dalam laman Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Pada laman tersebut, tertuang alasan gugatan cerai Selly karena Pak Boy kurang bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.

“Suami jarang di rumah, mau siang atau pun malam. Uang bulanan pun pas-pasan, bahkan saya sering nombok untuk kepentingan dapur,” kata Selly dikutip dari laman tersebut.

Menurut Selly, sebelum cerai ia telah rumah tangga dengan Pak Boy sejak 2017, pasangan ini telah dikaruniai satu orang anak.

Sejak awal pernikahan, Selly memang sering ditinggalkan suami sendirian di rumah, karena Pak Boy berprofesi sebagai ojek online.

“Suami saya kerjanya jadi ojek online. Jadi tidak kenal waktu, baik siang mau pun malam kalau ada panggilan ya kerja,” ujarnya.

Awal menikah, Pak Boy memang terbilang tidak pernah kehilangan rezeki, dimana pendapatannya sebagai ojol cukup lumayan.

Karenanya, awal rumah tangga Selly terbilang menjanjikan, ia pun tidak keberatan menjadi ibu rumah tangga tulen.

“Karena uang dapur ngebul terus, ya enggak ngapa-ngapain di rumah pun tidak pernah saya keluhkan,” tuturnya.

Namun sayang, pandemi Covid-19 mendera secara global, ini mempengaruhi pendapatan Pak Boy cukup drastis.

Gara-gara itu, uang dapur Selly pun berkurang cukup besar, karenanya diam-diam ia mulai minta uang ke kedua orang tuanya.

“Ketika pandemi, kan ada pembatasan aktivitas. Kerjaan suami jadi enggak menentu, tiap pulang ke rumah jarang bawa uang,” ucapnya.

Tapi anehnya, ketika pendapatan suami berkurang, aktivitas Pak Boy malah semakin bertambah saja.
Sang suami semakin jarang pulang ke rumah, ini membuat Selly menjadi tidak nyaman dengan rumah tangganya.

“Saat pandemi itu, situasi tempat tinggal saya terbilang tegang. Tetangga kiri dan kanan banyak yang meninggal. Ketika saya sedang takut-takutnya, suami jarang ada di rumah. Sudah begitu kan jarang kasih uang,” katanya.

Tampaknya, sang suami pun terkena mental ketika jumlah penumpang menurun drastis di era tersebut.

Untuk mengobati kekesalannya, Pak Boy sering berkumpul dengan sesama ojol dan nongkrong sepanjang hari.

“Kata suami, dia takut jenuh kalau di rumah terus. Makanya sering nongkrong di tempat kumpul sesama ojol,” ujarnya.

Lantaran itulah, Selly mencoba mengingatkan Pak Boy untuk lebih peduli kepada keluarga dibandingkan nongkrong dengan teman-temannya.

Sayang hal tersebut tidak digubris, sang suami tetap jarang pulang ke rumah dan setiap pulang tidak membawa uang.

“Rumah tangga saya semakin hambar, juga tidak pasti. Makanya saya pilih cerai saja, sebab kalau suami kurang tanggung jawab saya nya jadi tidak nyaman,” tuturnya.***

DISCLAIMER: PAKBOY merupakan kisah nyata yang diambil dari Laman Direktori Putusan Mahkamah Agung, media sosial, serta curhatan narasumber Kabar Banten. Nama-nama yang muncul bukanlah nama sebenarnya.

Editor: Kasiridho

Sumber: Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah