Sunan Gunung Jati menjelaskan bahwa sumber kekuatan Banten berada di Watu Gigilang tersebut, bahkan siapapun yang ingin menjadi Sultan Banten jika Batu ini tidak ada di Banten maka tidak akan dianggap oleh siapapun.
Singkat cerita berangkatlah Sultan Maulana Hasanudin ke Banten Girang, dengan menjinjing Watu Gigilang, kemudian mulailah kerajaan Demak mengutus bala tentaranya untuk ikut menyerang kerajaan Banten.
Pasukan Demak saat itu sangatlah sedikit tidak stara dengan pasukan Banten yang begitu banyak, belum lagi ditambah pasukan belanda dan inggris yang kekuatan meliternya luar biasa.
Begitu berperang sepuluh kali lipat kekuatan kerajaan Banten nyaris menghabisi bala tentara kerajaan Demak yang hanya sedikit.
Melihat kondisi genting ini Sultan Maulana Hasanudin segera berangkat ke Gunung Karang dan berdo'a kepada Allah " ya Allah tidak satu pun kekuatan yang aku miliki saat ini, tugasku ingin menegakan kalimat Allah dan mengislamkan Banten. Dengan tugas dari jerajaan Demak dan ayahku, maka aku memohon pertolongan dari Mu"
Atas ijin Allah tiba-tiba muncul 2 Elemen Dahsyat yaitu air dan angin, air yang turun dari puncak gunung karang menyebar kedua arah satu kearah barat dan yang satu lagi kearah karang antu disusul oleh elemen angin yang muncul dari dari daerah pasir angin datang dengan mudahnya menghantam kerajaan Banten.
Singkat cerita akhirnya Sultan Maulana Hasanudin berhasil menjatuhkan ke empat Raja Banten beserta kerajaannya.
Mulai dari disinalah awal mula penyebaran dan kejayaan islam di tanah Banten.
Pada tahun 1552 M Sultan Hasanudin resmi diangkat memjadi Sultan pertama di Banten, beliau berkuasa di Banten dalam rentang waktu 1552 M sampai 1570 M.
Lalu tali perjuangannya diteruskan putranya yang bernama Sultan Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten yang ke 2.