Network
Selesai mengaji Ki Harun meminta kepada pemilik rumah untuk dimasakan nasi liwet.
"Duh aki lapar coba geh ngaliwet," pemilik rumah menjawab "siap Ki tunggu yaa,", "Ah masak liwet doang ini paling cuma 5 menit,'' jawab Ki Harun.
Pemilik rumahpun hanya tersenyum karena 5 menit hanya untuk memarut kelapanya saja belum tentu beres, dan segera si pemilik rumah menyiapkan bahan-bahan untuk memasak nasi liwet.
Selang 5 menit kemudian Ki Harun pun menghampiri pemilik rumah, "Udah mateng liwetnya?" pemilik rumah menjawab "belum Ki, itu baru juga dimasukin ke hau (kompor),"katanya.
Begitu dilihat si pemilik rumah pun sontak terkejut liwet yang baru dimasukan dan belum nyalakan api nya ternyata sudah berubah menjadi nasi liwet, lalu nasi liwet yang itu diangkat dan dimakan bersama-sama.
Begitu baru makan sesuap Ki Harun meminta makanan dengan pepes teri namun si pemilik rumah tidak memilikinya tiba-tiba saja Ki Harun Kebelakang rumah dan tidak sampai satu menit beliau kembali dengan membawa pelastik yang berisi pepes teri yang masih hangat, lagi-lagi si pemilik rumah geleng-geleng kepala, dibuatnya.
Lalu ketika sedang asyik-asyiknya makan bersama tiba-tiba Ki Harun membagikan sedikit makanan nya kepada para ayam-ayam yang ada disitu.
"Ayo makan-makan besok mah udah tidak ketemu makan lagi kalian," ternyata keesokan harinya ayam-ayam itu mati terkena virus, lalu selang seminggu dari hari itu anak dari pemilik rumah yang masih berumur satu setengah tahun meninggal dunia, mungkin itu isyarat dari seminggu yang lalu tiba-tiba Ki Harun datang dan mengaji surat yasin.
Itulah sosok Ki Harun tak heran jika semasa hidupnya beliau sangat dihormati oleh masyarakat Banten.
Bahkan hingga saat ini nama Ki Harun dikenal dan namanya ditulis tinta emas oleh sejarah.
