Lulusan SMK Penyumbang Terbesar Pengangguran di Banten, BPS Ungkap Penyebabnya

- 8 November 2022, 06:29 WIB
ilustrasi pengangguran,*
ilustrasi pengangguran,* /

KABAR BANTEN - Berdasarkan data BPS Provinsi Banten, jumlah pengangguran di Banten sebanyak 228,98 ribu orang.

Dari jumlah pengangguran di Banten tersebut jika dilihat dari tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi, penyumbang terbanyak pengangguran dari lulusan SMK yakni sebanyak 9,42 Persen.

Hal itu disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Awang Pramilian di Gedung BPS Banten di KP3B, Curug, Kota Serang.

Baca Juga: Ketua DPRD Kota Serang Sebut Penghapusan Honorer Akan Menambah Angka Pengangguran di Daerah

"Kalau dari rilis tadi bahwa angka Pengangguran terbuka untuk tingkat pendidikan itu memang sekolah menengah kejuruan yang paling tinggi yaitu 9,42 persen," ujar Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Awang Pramilian di Gedung BPS Banten di KP3B, Curug, Kota Serang dalam keterangan Seenin 7 November 2022.

Setelah itu kata Awang, urutan kedua penyumbang angka pengangguran jika dilihat dari pendidikan tertinggi yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Disusul oleh sekolah menengah atas yaitu 8,57 persen. Jadi ini kondisi di Bulan Agustus tahun 2022," tegasnya.

Baca Juga: Pemkot Cilegon Klaim Angka Pengangguran Terbuka Turun Sebesar 2 Persen

Awang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil temuan BPS Banten, salah satu penyebab SMK jadi penyumbang terbesar angka pengangguran di Banten lantaran keahlian yang dimiliki tidak sesuai kebutuhan perusahaan di Banten.

"Kurang injek dengan yang dibutuhkan perusahaan perusahaan," katanya.

Persoalan itu menjadi sorotan Ketua Komisi V DPRD Banten Yeremia Mendrofa.

"Terlihat bahwa dari sisi tingkat pendidikan dimana angka pengangguran masih didominasi dari lulusan SMK tetapi sudah mulai ada tren penurunan," katanya.

Baca Juga: Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia! Begini Kondisi Ketenegakerjaannya Menurut BPS

Dengan demikian, persoalan tersebut harus menjadi bahan evaluasi.

"Perlu kerja keras supaya program link and match antara output pendidikan dari SMK diwilayah Banten bisa sesuai dgn kebutuhan industri di Provinsi Banten, ini yang harus dipetakan oleh dinas terkait," katanya.

Salah satu yang mungkin bisa dilakukan menurut Yeremi yaitu dengan melihat investasi sektor industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki harus diberi ruang yang bagus untuk menyerap tenaga kerja termasuk industri pengolahan hasil pertanian, perekebunan, kehutanan dan perikanan.

"Sehingga daya dorong nilai tambah ekonomi dan penyerapan tenaga kerja semakin besar termasuk tadi keterserapan lulusan SMK ataupun SMA," katanya.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah