“Kemudian ada juga bantuan dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Pemprov Banten yang disalurkan berupa bantuan untuk anak kurang gizi Rp1,5 juta kepada 30 anak, bantuan guru ngaji dan marbot Rp500 ribu kepada 38 orang, bantuan usaha Rp1 juta kepada 21 orang, beasiswa SD Rp300 ribu kepada 30 anak, beasiswa SMP Rp500 ribu kepada 20 anak, serta beasiswa SMA Rp750 ribu kepada 10 anak, “ lanjutnya.
Al Muktabar mengimbau kepada para keluarga muda di Banten untuk menjaga dan merawat anak-anaknya dengan baik. Memberikan asupan makanan yang bernutrisi sehat serta menyajikan makanan dengan tampilan yang menarik bagi anak-anak.
“Saya titip ke ibu-ibu untuk menjaga anak-anaknya serta kreatif mengolah ikan dan rumput laut untuk sumber nutrisi anak-anak. Saya yakin dari sini nantinya bakal tumbuh anak-anak yang menjadi pemimpin. Kita doakan putra-putri dari sini nantinya sukses menjadi pemimpin,” ungkapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Aan Muawanah mengungkapkan, bantuan beras perlindungan sosial di Pulau Tunda disalurkan kepada 406 kepala keluarga, sedangkan di Pulau Panjang disalurkan kepada 941 kepala keluarga.
“Penyaluran bantuan di Pulau Tunda dan Pulau Panjang Kabupaten Serang merupakan penyaluran pertama bantuan beras perlindungan sosial dan kami akan menyalurkan bantuan beras kepada 45.540 kepala keluarga di Provinsi Banten,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Banten, dr Nurizky Permanajati mengatakan, aksi kovergensi ini merupakan contoh baik dalam percepatan penuruan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem, dimana semua elemen baik itu Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Pusat, BUMN, serta Swasta bersinergi dan berkolaborasi bersama untuk mewujudkan Banten Zero stunting.
“BKKBN Banten, memberikan bantuan berupa peralatan Masak bagi Tim Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Pulau Panjang dan Pulau Tunda agar lebih semangat dalam menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi keluarga beresiko stunting,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, BKKBN Banten juga memberikan pelayanan KIE, penyediaan data, konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan melalui Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera atau PPKS mobile.
“Dengan adanya PPKS mobile kami berusaha selalu dekat dengan masyarakat, bukan masyarakat yang datang kepada kami, tapi kami yang menghampiri untuk selalu memberikan pelayanan,” ujar dr Nurizky Permanajati.