Menurut kepala desa setempat, ada sekitar 56 orang yang meninggal, dan sekitar 17 orang yang belum diketemukan jasadnya,” ucap Abah Hamdi lagi.
Baca Juga: Seni Budaya Islami Hampir Punah, MUI Banten Miliki Peran Mencerahkan Masyarakat
“Kami diterima langsung oleh Pimpinan Ponpes dan diterima di tenda sekitar lapangan, karena bangunan mengalami kondisi cukup memprihatinkan, sebagian genting muruluk, tembok retak, tiang mirng dan bahkan mesjid di tengah area Ponpes terpaksa diratakan karena khawatir ambruk dan membahayakan. Di Ponpes ini kami menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa uang sebesar Rp.10 juta,” tuturnya.
Sedangkan penyaluran bantuan di lokasi yang ketiga yakni di Desa Gasol Kecamatan Cugenang, tepatnya di Pondok Pesantren Darul Huda.
Kondisi jalan yang cukup memprihatinkan, karena sebagian jalan beton terbelah dan terjadi longsor di beberapa titik, membuat perjalanan agak cukup lama terhambat.
Di sepanjang jalan menuju Gasol, kondisinya sama. Hampir semua rumah rusak dan tidak berpenghuni, di beberapa tempat pekarangan didirikan tenda darurat, bahkan ada beberapa daerah pesawahan yang agak becek disulap menjadi tenda-tenda darurat dan Posko Bencana.
“Akhirnya sampailah kami ke Pondok Pesantren Darul Huda Gasol, diterima oleh Ajengan Kyai Ade Zakaria, pimpinan Pondok Pesantren di sebuah tenda darurat. Rumah beliau hancur, miring dan terlihat berserakan puing-puing bangunan. Pondok asrama, tempat para santri belajar yang berjumlah kurang lebih 250 santri baik yang permanen ataupun bangunan kayu juga mengalami kehancuran," katanya.
Baca Juga: Baznas Banten Terjunkan Tim BTB Bantu Penanganan Korban Gempa Cianjur
Abah Hamdi mengatakan di Pesantren Daarul Huda Hasil ada sekitar 11 bangunan asrama.