Network
SERANG, (KB).- Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menjanjikan akan menyediakan 2 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya Banten. Hal itu diungkapkan saat menggelar kampanye terbuka di Lapangan Taman Ciruas Permai (TCP) Desa Pelawad, Kecamatan Ciruas, Sabtu (30/3/2019).
Hadir pada kesempatan itu, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua DPW PKS Miptahudin, Ketua DPW PAN Banten Masrori, Anggota DPR RI Jajuli Juwaini dan Euis Nurcotimah, serta sejumlah perwakilan partai pendukung dan simpatisan.
Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan dalam orasi politiknya, tingkat pengangguran di Banten saat ini mencapai 7,7 persen. Angka itu sudah mengkhawatirkan dan tertinggi di Indonesia.
Oleh karena itu, jika ia terpilih maka akan bertekad untuk mengurangi angka pengangguran tersebut. "Saya ingin sampaikan kami target cetak 2 juta lapangan kerja baru untuk rakyat dan anak muda," ujarnya.
Ia mengatakan, semua program yang digaungkannya sudah terukur. Bahkan telah teruji dalam program Oke Oce. Dari sana akan lahir 2 juta pengusaha muda baru. "Mau sukses, mau sejahtera, pilih nomor dua. Mau harga murah? Sekarang harga mahal apa murah, listrik murah apa naik? Belanja murah apa mahal, insyallah dibawah Prabowo-Sandi semua kita turunkan," katanya.
Sandi mengatakan, sudah komit untuk menghapus sistem kontrak pekerja. Sistem kontrak dinilai tidak adil. "Kita akan revisi. Guru honorer insyaallah akan kita tingkatkan status dan kesejahteraan. Kita tidak akan terbitkan kartu lagi karena tambah pusing, kita cukup satu kartu saja untuk pelayanan masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan, selain program 2 juta lapangan pekerjaan dengan rumah siap kerja, Sandi juga ingin menciptakan swasembada pangan, petani hingga nelayan. "Kita ingin jadi tuan rumah di negeri sendiri. Pilihannya jelas ingin diteruskan ekonomi seperti ini apa ganti, kalau ganti berarti pilih nomor dua. Jangan lupa TPS (Tusuk Prabowo Sandi)," ujarnya.
Kampanye Akbar tersebut selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Massa pun kemudian membubarkan diri secara tertib. (Dindin Hasanudin)*
