Produksi Jagung di Kabupaten Lebak Anjlok

- 23 Oktober 2019, 21:00 WIB
jagung ilustrasi
jagung ilustrasi /

LEBAK, (KB).- Dampak kemarau berpengaruh terhadap produksi jagung di Kabupaten Lebak. Tahun ini, produksi jagung dipastikan tak sesuai target dan bahkan mengalami penurunan sekitar 80 persen dari target 25.000 ton.

Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak Dodi mengatakan, tahun ini hasil produksi jagung dipastikan tak sesuai harapan akibat dampak musim kemarau.

Produksi jagung tidak akan sesuai target, dan bahkan cenderung mengalami penuruan hingga 80 persen. Penurunan terjadi karena akibat kemarau panjang, petani belum bisa melaksanakan gerakan tanam.

"Seharusnya, Oktober ini petani sudah melaksanakan gerakan tanam jagung serentak," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah daerah menargetkan luas tanam jagung 2019 mencapai 5.000 hektare di 28 kecamatan. Di antaranya melalui bantuan Kementerian Pertanian, Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak. Namun, petani saat ini belum melaksanakan gerakan tanam serentak akibat kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan.

Para petani mengembangkan pertanian jagung di lahan-lahan ladang milik Perum Perhutani, termasuk di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana.

"Kemarau pasti berpengaruh pada produksi. Malah, diperkirakan bisa turun 80 persen dari target 25.000 ton," ujarnya.

Menurut dia, selama ini pertanian jagung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani juga swasembada pangan. Pengembangan pertanian jagung di Kabupaten Lebak setelah adanya program upsus pajale seluas 27.000 hektare tahun 2017. Petani menerima benih jagung sebanyak 20 kilogram dan pupuk 50 kilogram per hektare.

"Saat ini, produksi jagung menjadikan "primadona", karena bisa menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga petani," ucapnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x