Pelabuhan Perikanan di Pandeglang dan Lebak Dibangun, Begini Penjelasan Kepala DKP Banten Eli Susiyanti

- 9 Maret 2023, 18:31 WIB
Salah satu pelabuhan perikanan bagi nelayan di Provinsi Banten yang dibangun DKP Banten.
Salah satu pelabuhan perikanan bagi nelayan di Provinsi Banten yang dibangun DKP Banten. /Dokumen DKP Banten

 

KABAR BANTEN - Dinas Kelautan dan Perikanan atau DKP Banten terus mengoptimalkan fasilitas nelayan di Wilayah Provinsi Banten.

 

Diantaranya, DKP Provinsi Banten melakukan revitalisasi dan membangun fasiltas pokok, fungsional dan penunjang pelabuhan perikanan Provinsi Banten.

Seperti yang dilakukan DKP Banten di Pelabuhan Perikanan Binuangeun, Kabupaten Lebak serta Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.

Kepala DKP Banten Eli Susiyanti mengatakan, pembangunan pelabuhan perikanan Binuangeun dilakukan secara bertahap melalui APBD dan APBN.

"Tahun 2019 penyediaan sarana dan prasarana tambat labuh. Seperti fender, bollard dan PJU Sollar Cell," ujar Eli kepada Kabar Banten, Selasa 8 Maret 2023.

Pembangunan berlanjut ke tahun 2020 yaitu revitalisasi tempat pelelangan ikan higienis.

"Kemudian ditahun 2021 pembangunan kios, pemagaran, depot es, revitalisasi docking tahap I, revitalisasi breakwater sisi kiri; tahun 2022 revitalisasi pabrik es, docking tahap II, drainase, pembangunan kios dan penataan jalan lingkungan dengab paving block," jelasnya.

Baca Juga: Persoalan Nelayan di Banten, Limbah Perusahaan dan Alat Tangkap Jadi Sorotan Komisi II DPRD dan DKP Banten

Kemudian untuk pembangunan pelabuhan Perikanan Cikeusik lanjut Eli, pada tahun 2022 Pemasangan Tetrapod dan PJU Sollar cell di breakwater sisi kiri, revitalisasi Tempat Pelelangan Ikan Higienis, Revitalisasi dermaga, Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah, Pembangunan Musholla dan Pembangunan Breakwater sisi kanan.

Eli menjelaskan, pembangunan breakwater merupakan upaya dalam penanggulangan gelombang tinggi dan ketersediaan kolam labuh di Pelabuhan Perikanan.

"Pembangunan breakwater pada sisi kanan Pelabuhan Perikanan Cikeusik direncanakan sepanjang 496 meter dengan lebar 4 meter," katanya.

Namun kata Eli, lantaran keterbatasan angaran, maka proses pembangunnya pada tahun 2022 tidak dapat dilakukan secara tuntas. Artinya pembangunan pemecah gelombang atau breakwater dilakukan dalam dua tahap.

"Yaitu pada tahap pertama kurang lebih sepanjang 160 meter dan selisihnya sepanjang 336 meter pada tahap kedua," jelasnya.

Proses pekerjaan itu kemudian dilanjutkan dan ditargetkan tuntas pada tahun 2023.

"Ketuntasan pekerjaan pemecah gelombang sisi kanan Pelabuhan Perikanan CIkeusik akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2023," katanya.

Eli menegaskan, bahwa pembangunan dan revitalisasi pelabuhan perikanan didua titik itu menjadi pendorong kesejahteraan para nelayan.

"Keberhasilan dalam pengembangan, pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan serta optimalisasi dan operasionalnya merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari indikator kinerja perikanan tangkap," katanya.

Hal ini menurut Eli, dapat dilihat bahwa pembangunan pelabuhan perikanan menimbulkan multiflyer effect bagi pertumbuhan sektor ekonomi nelayan serta meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah atau PAD.

Selebihnya Eli Susiyanti berharap, pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang telah dilakukan DKP Provinsi Banten, dapat bermanfaat bagi nelayan dalam menunjang aktivitas penangkapan ikan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Sebagaimana dalam Permen KP Nomor 8 Tahun 2012," katanya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah