Bencana Tekhnologi Industri di Kota Cilegon Memiliki Resiko Tinggi, Kepala BPBD Cilegon: Harus Diantisipasi

- 22 Mei 2023, 21:43 WIB
Suasana rakor penyusunan rencana kontijensi bencana gempa bumi dan tsunami di Aula BPBD Cilegon, Senin 22Mei 2023.
Suasana rakor penyusunan rencana kontijensi bencana gempa bumi dan tsunami di Aula BPBD Cilegon, Senin 22Mei 2023. /Kabar Banten/Himawan Sutanto

KABAR BANTEN - Bencana tekhnologi pada industri di Kota Cilegon memiliki resiko yang tinggi. Oleh karena itu perencanaan dalam penanganan harus tepat.

 

Dimana, saat ini di Kota Cilegon banyak sekali industri kimia yang jumlahnya hampir mencapai 40 persen dan tersebar di berbagai Kecamatan.

Kegagalan tekhnologi merupakan salah satu bencana dengan penanganan yang harus matang, cekatan dan tepat sasaran. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi dan komunikasi yang bagus.

Hal itu dikatakan oleh kepala pelaksana BPBD Cilegon, Nikmatullah, disela-sela rapat koordinasi rencana kontijensi yang dihadiri oleh BNPB, serta perwakilan seluruh stakeholder di aula BPBD Cilegon.

“Jadi, bencana itu terbagi menjadi beberapa bagian seperti bencana alam dan bencana non alam. Dimana bencana non alam salah satunya adalah pandemi Covid-19 yang baru saja berlalu dan bencana kegagalan tekhnologi,” kata Nikmatullah, Senin 22 Mei 2023.

 

Ia menuturkan, rakor kontijensi ini untuk merumuskan kebijakan serta langkah-langkah antisipasi bencana. Dimana Kota Cilegon banyak industri juga sebagai pintu gerbang pulau Jawa, harus menyiapkan serta mengantisipasi bencana yang kemungkinan bisa terjadi.

“Bencana, tidak bisa diketahui, namun harus bisa dilakukan minimalisir. Oleh karena itu diharapkan dalam rakor ini dapat serta mampu meminimalisir ancaman resiko akibat bencana. Karena bencana alam dan non alam bisa datang secara tiba-tiba,” ujarnya.

Bencana kegagalan industri di Kota Cilegon, kata dia, sangat luar biasa, apabila Gunung Anak Krakatau meletus. Pastinya beriringan dengan bencana tsunami yang berimbas ke Kota Cilegon.

Apalagi sebanyak 200 industri dan diantaranya 40 persen berbahan kimia dasar di Kota Cilegon yang harus diwaspadai.

 

“Letak geografis Kota Cilegon memang berdekatan dengan subduksi lempeng Indoaustralia dan Erasia, yang berlokasi relative sebelah selatan selat sunda dan perairan utara ujung pulau jawa,” tutur Nikmatullah.

“Hal itu memiliki resiko tinggi dimana berpotensi terjadinya gempa dan tsunami dan ini yang harus diwaspadai,” sambung Nikmatullah.

Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda dari Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Ardhy Abetriawan, mengatakan, rencana kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana.

“Bisa suatu renkon mungkin tidak selalu pernah diaktifkan , jika keadaan yang diperkirakan tidak perlu terjadi,” ucapnya.

 

Beberapa penyusunan rencana kontijensi adalah, dilakukan untuk membantu mengkoordinasikan Lembaga, organisasi dan perorangan untuk memberikan respon yang cepat dan efektif.

“Jadi, memang dalam terjadinya sebuah bencana ada sebuah pengambilan keputusan yang cepat dan mampu untuk mempersingkat respon bencana dan yang terpenting adalah menyelamatkan nyawa,” ungkapnya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x