Network
KABAR BANTEN – Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Banten atau Pilgub Banten 2024 menarik perhatian terutama figur yang akan bertarung nanti.
Pilgub Banten 2024 diprediksi bakal diramaikan enam figur politik yang berpeluang maju menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
Keenam nama bisa ramaikan Pilgub Banten 2024 itu, yakni mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany, mantan Gubernur Banten Wahidin Halim, Rano Karno, Ketua DPW PKS Banten Gembong R Sumedi, Bupati Pandeglang Irna Narulita, termasuk Pj Gubernur Banten Al Muktabar.
Baca Juga: DPD Golkar Banten Pasang Target Perolehan Kursi DPRD untuk Pilgub Banten
Pengamat Politik Dosen Fakultas Syariah UIN Banten M. Zainor Ridho mengatakan, enam nama itu berpeluang maju menjadi Calon Gubernur Banten 2024 mendatang.
"Saya kira semua berpeluang untuk Banten satu. Semua nama punya potensi popularitas,” ujar Ridho kepada Kabar Banten, Selasa 30 Mei 2023.
Selain popularitas, menurut Ridho, keenam nama yang saat ini santer dibicarakan itu, juga mempunyai modal kekuatan politik elektoral untuk Pilgub 2024 mendatang.
Dengan demikian, dipastikan mendapat dukungan penuh dari partai politik untuk bisa meramaikan Pilkada Banten nanti.
“Yang paling signifikan dalam kontestasi politik elektoral adalah partai politik. Bagaimana nama-nama tersebut dapat dipastikan mendapat dukungan dari partai politik,” katanya.
Baca Juga: Pilgub Banten 2024, AHY Belum Beri Sinyal Kader Partai Demokrat untuk Maju
Sekalipun Al Muktabar merupakan ASN. Namun menurutnya, dengan jabatannya sebagai Pj Gubernur Banten saat ini, berpeluang bisa dilirik partai politik.
Diketahui, Airin Rachmi Diany merupakan politisi Partai Golkar. Mantan Walikota Tangerang Selatan itupun sudah dideklarasikan sebagai Bakal Calon Gubernur Banten oleh DPD Partai Golkar Banten. Bahkan, banyak alat peraga kampanye yang sudah terpasang hingga ke peloksok desa di Banten.
Kemudian Rano Karno dari PDI Perjuangan, kini mulai disosialisasikan. Baru-baru ini juga menyebar spanduk bertuliskan Rano Karno untuk Banten banyak terpasang di beberapa titik di Kota Serang. Seperti di dekat Terminal Pakupatan. Spanduk lengkap dengan foto Rano Karno terpampang.
Tidak kalah siap, spanduk Gembong R Sumedi dilengkapi keterangan Bakal Calon Gubernur Banten juga menyebar. Bahkan, Gembong sendiri dari jauh-jauh hari sudah di deklarasikan oleh DPW PKS Provinsi Banten untuk maju pada Pilgub Banten 2024 mendatang.
Sementara itu, Wahidin Halim yang kini masuk Partai Nasdem juga masih hangat diperbincangkan akan kembali maju menjadi Calon Gubernur Banten.
Sementara Irna Narulita sama-sama kita ketahui kini masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Pandeglang dan Al Muktabar sebagai Pj Gubernur Banten.
Ridho menilai, meskipun Irna Narulita dan Al Muktabar tidak termasuk sebagai kader partai politik, tetapi poisisnya saat ini sebagai kepala daerah, menurut Ridho, akan menjadi perhatian partai politik yang belum mempunyai sosok untuk dijagokan maju dalam Pilgub Banten 2024.
“Tidak ada yang tidak mungkin, apalagi dalam dunia politik. Teruntuk Pj Al Muktabar, mungkin saja dia punya peluang untuk didukung oleh Partai Politik. Parta politik itu berpikir untuk menang, siapapun itu dan dari latarbelakang apa pun itu,” katanya meyakinkan bahwa Irna Narulita dan Al Muktabar bisa dilirik partai politik.
Meskipun Ridho juga menyadari, bahwa partai politik terlebih dahulu akan memprioritaskan kader dari internalnya. Namun, jika kemudian dari internal dirasa tidak ada yang memenuhi syarat untuk bisa jagokan menjadi Calon Gubernur Banten, maka dipastikan mencari sosok dari eksternal.
“Partai Politik tadak akan mencari sosok di luar partai, justru akan memprioritaskan kader asli dari internal partai itu sendiri. Problemnya adalah partai politik sudah tersediakah figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas. Oleh sebab itu, partai politik akan mencari figur yang marketable untuk dicalonkan sebagai calon gubernur,” tegasnya.
Hal itu tidak bisa dipungkiri kata Ridho lantaran menurutnya syarat untuk bisa menjadi Calon Gubernur Banten, partai dipastikan mempertimbangkan popularitas dan elektabilitas dari figur yang akan diusung.
"Tentu popularitas tidak cukup dalam kontestasi politik elektoral, namun harus juga didukung oleh elektabilitas masing-masing calon,” katanya.***
