Jangan sampai kata dia, ketika tamu sudah datang ke lokasi tiba-tiba desa wisata tidak siap maka bisa jadi bumerang.
"Seperti dulu pernah terjadi. Sudah dipublikasikan tapi infrastruktur belum siap," katanya.
Menurut dia, alasan lain mendukung rencana Disporapar tersebut agar Banten bisa seperti daerah wisata lain. Misalnya Jogjakarta dan Bali, wisatawan yang datang ke wilayah tersebut minimal akan tinggal tiga hari.
"Karena tiap hari sudah punya tujuan wisata. Hari ini mau kemana ke beberapa lokasi trus balik ke hotel. Kalau Anyer seperti itu lebih bagus orang yang wisata ke Anyer gak satu malam saja terus dia bisa menikmati tempat yang berbeda, pantai silakan yang ada di hotel setelah itu dia ke gunungnya bisa lanjut," tuturnya.
Sedangkan saat ini, rata-rata pengunjung hanya bertahan satu malam. Karena mereka hanya melihat pantai kemudian kembali ke hotel, paling lama hanya dua malam. Sebab setelah itu rata-rata mereka sudah puas atau bosan lantaran tak ada tujuan wisata lain.
"Dengan adanya konektivitas antara desa wisata dan Anyer itu sangat bagus buat kita," ucapnya.
Disinggung kemungkinan bisa dibuat paket wisata, menurut Yurlena bisa saja dilakukan. Untuk merealisasikannya bisa dilakukan kerjasama dengan agen travel yang ada di Banten.
"Wacananya ke arah sana. Tertarik bentuk paket wisata," katanya.
Ia mengatakan, rencana tersebut sebenarnya pernah juga dibahas olehnya dengan Disporapar.