Dinkes Klaim Angka Stunting di Kota Serang Turun

- 20 Juni 2023, 12:30 WIB
Petugas Dinkes saat memberikan imunisasi terhadap balita.
Petugas Dinkes saat memberikan imunisasi terhadap balita. /Dokumen Puskesmas Kasemen/

Termasuk angka gizi buruk, yang diklaim jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun 2022.

"Yang sekarang belum saya maping. Tapi tahun lalu itu memang di Kecamatan Taktakan yang paling tinggi stuntingnya. Gizi buruk di bawah dari jumlah stunting, dan sudah turun juga," ujarnya.

Dia menjelaskan, adanya stunting karena kurangnya asupan gizi terhadap anak, khususnya bayi di bawah lima tahun atau balita.

Kemudian, faktor lainnya berkaitan dengan penyakit bawaan kronis yang diderita anak atau balita, sehingga berpengaruh pada asupan yang dimakan.

"Jadi mereka sulit makan, dan mau tidak mau terkena stunting. Cuma, memang penyabab lainnya juga banyak," tuturnya.

Dalam dunia medis, kata dia, gizi buruk dan stunting memiliki perbedaan yang saling berkaitan.

Misalnya, stunting dilihat dari pertumbuhan kognitifnya, sedangkan gizi buruk lebih tampak jelas.

Seperti penderitanya, apatis, kemudian mudah menangis, dan memiliki warna rambut mirip jagung serta rapuh.

"Lalu mudah rontok kalau gizi buruk, rambutnya juga sama kayak rambut jagung warnanya. Stunting berbeda, dia tampak fisiknya keliatan sehat dan aktif. Tapi pertumbuhan kognitif atau tumbuh kembangnya tertinggal," ucapnya.

Menurut dia, penurunan tersebut, karena saat ini kesadaran masyarakat mulai meningkat untuk membawa anak balitanya ke Posyandu yang ada di lingkungannya masing-masing.

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x