Sebab, dua hal tersebut merupakan kunci dari pengendalian inflasi di Indonesia, khususnya daerah.
"Lalu, penguatan sarpras pertanian. Karena, problem inflasi selalu cabai rawit, cabai merah, daging ayam, dan ini harus diselesaikan. Cari investor bikin peternakan, baik di provinsi atau kabupaten/kota," ucapnya.
Tak hanya itu, pada bulan September ini, Pemerintah Indonesia akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras untuk 21,3 juta penerima manfaat.
"Setiap bulan, mulai september ini 310 ribu ton beras akan keluar untuk bantuan pangan berupa beras 21,3 juta penerima manfaat. Masing-masing sepuluh kilogram beras untuk satu keluarga," ujarnya.
Di negara lain, kata dia, inflasi biasanya hanya dilakukan oleh satu bidang, yakni bank sentral dengan cara menaikkan sukuk bunga dan nilai tukar.
"Kalau kita tidak, tapi kombinasi, dengan membentuk tim pengendali inflasi daerah. Jadi, ada kebijakan moneter, fiskal dan pengecekan secara langsung. Dan saat ini cadangan beras di bulog sudah ada 1,6 juta ton," tuturnya.
Jokowi juga mengingatkan sejumlah daerah yang hingga saat ini masih cukup tinggi angka inflasinya.
Meski sudah di bawah 5 persen, namun angkanya harus lebih ditekan kembali.
"Ada 15 provinsi masih di atas nasional tertinggi (Inflasinya). Maluku, Kaltim, Kalbar, DIY, NTT, dan Maluku Utara. Kemudian, kabupaten/kota, seperti di Meraukw, Manokwari, Surabaya Cilegon, dan Banjarmasin. Walaupun sudah di bawah lima persen," ucapnya.***